Bakauheni -
Bagaimana kalau karya seni bisa dinikmati di ruang publik yang tak biasa, bukan jalanan kota maupun taman-taman. Tentu saja menjadi hal yang menarik.
Untuk pertama kalinya, gelaran H(ART)BOUR Festival yang digelar PT ASDP Indonesia Ferry digelar di dua tempat yakni Terminal Eksekutif Sosoro Merak dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung Bakauheni, Lampung. Pelabuhan sebagai penghubung antar pulau kini berubah penampilannya.
"Pelabuhan sekarang sudah berubah penampilan. Tidak seperti dahulu yang kumuh dan tidak beradab, sskarang gemanya meningkat demi peradaban. Yang namanya peradaban salah satu tertinggi adalah penghargaan kepada seni," tutur Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, Sabtu (15/2/2020).
Foto: Tia Agnes/detikHOT |
Pihak ASDP pun mengaku penyelenggaraan festival yang bertajuk 'Memory Harbour' ingin menjadi bagian dari komunitas yang menghargai seni kontemporer.
"Kita cukup appreciate, ingin menuju sesuatu yang baru dan future orientated maka menghadirkan karya-karya seni kontemporer," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian tengah Terminal Sosoro Merak ada karya instalasi Wulang Sunu yang berjudul 'Ingatan-ingatan yang Dibongkar Muat'. Sebanyak 15 simbol logistik mengajak napak tilas dari zaman keemasan pelabuhan.
"Wulang Sunu menceritakan dalam sejarah Merak dan Bakauheni berperan penting, termasuk di masa perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa melawan monopoli dagang VOC terhadap Banten," ucap Direktur Artistik H(ART)BOUR Festival, Angka, saat media tur.
Menjelajah ke bagian lain, ada 'Napping Room' karya Lala Bohang yang digantung dan menarik perhatian pengunjung. Karya ini pernah dipajang di Indonesian Contemporary Arr and Design (ICAD) 2018.
Selesai dari instalasi penuh makna, ikutilah jejak kaki berikutnya. Di sebuah ruangan, ada mural setinggi 4,3 meter yang menjulang tinggi. Karya itu merupakan ciptaan perupa kelahiran Bali, Slinat, yang menghadirkan mural 'Mirror Memory' yang dilukis memakai roll cat.
Ada gambar pedagang kaki lima di pelabuhan tua dan kapal-kapal yang akan bersandar. "Karyanya dibuat dari 4 macam foto tua, yang dilukis ulang di dinding," kata Angka.
Foto: Tia Agnes/detikHOT |
Di Terminal Eksekutif Anjungan Agung Bakauheni, ada mural karya kolektif Serrum yang berjudul 'Gerbang Peradaban'. Dua pelabuhan terpenting Pulau Jawa dan Sumatera digambarkan dengan detail.
Lanjut ke langkah kaki berikutnya ada instalasi Ruth Marbun 'Jangan Repot-repot' yang terinspirasi dari budaya oleh-oleh. Di sampingnya ada ruangan gelap yang menampilkan gambar ubur-ubur, jamur, dan ginseng yang menyala dan sudah ada sejak zaman purba.
Di lantai satu terminal, ada Yosia Raduck lewat 'Bangga Menyatukan Nusantara', Ziggy Sezsyazeoviennazabrizkie x Olopolo 'Piil Pesenggiri', dan terakhir mural WD yang langka ada di Tanah Air.
Foto: Tia Agnes/detikHOT |
"H(ART)BOUR Festival ingin memberikan pengalaman baru tentang pelabuhan dan menggali memori lama soal pelabuhan Merak dan Bakauheni," tukas Angka.
Malam ini tak cuma karya seni saja yang bisa dinikmati, tapi juga pemutaran film, musik dari MRNMRS dan Oomleo Berkaraoke, hingga video mapping persembahan APEmotion. Pameran seni 'Memory Harbour' masih berlangsung hingga 21 Februari 2020.
Halaman Selanjutnya
Halaman