Menurut Rayinda Prasathya atau Pasha, saat bertolak ke Puncak, Yanti ada dalam kondisi yang sehat.
Tidak ada firasat berarti yang menandakan kepergian Yanti sebelumnya. Hanya saja, Pasha mengingat, dirinya sempat memeluk Yanti sebelum sang ibu itu pergi.
"Kami pelukan. Kalau sebelum dia pergi, kami pasti pelukan. Tapi saya memang nggak tahu kenapa, pas saya pulang kantor, saya peluk dia duluan," kenang Pasha saat ditemui di Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (8/2/2020).
"Tahunya kan malam-malam kan tahunya dia berangkat ke Cipanas, nggak tahu, peluk-peluk. Itu doang sih yang mungkin bisa dibilang firasat," sambungnya.
Pasha juga mengatakan, Yanti memang sebelumnya memiliki riwayat darah tinggi. Akan tetapi bukan penyakit stroke seperti yang sebelumnya dikabarkan.
Pihak keluarga mengaku kini telah mengikhlaskan kepergian Yanti.
"Tiap seminggu sekali kan ada kontrol ya, nggak ada sih (penyakit), bagus. Nggak ada yang gawat, nggak. Kami mikirnya mmg sudah waktunya yang maha kuasa mau mengambil kan kapan saja. Ini salah satu contoh," tutur Pasha.
Damayanti Noor dan Chrisye pada 12 Desember 1982. Yanti mendampingi Chrisye hingga pelantun 'Cintaku' itu meninggal dunia karena kanker paru-paru pada 2007.
Dari pernikahan itu, Yanti dan Chrisye dikaruniai empat orang anak, yaitu Rizkia Nurannissa, Risty Nurraisa, Rayinda Prashatya dan Randa Pramasha.
(srs/tia)