Seperti yang dijelaskan Angga Dwimas Sasongko sebagai sang sutradara, NKCTHI ini juga dirasakan secara pribadi olehnya. Mengingat Angga yang juga pernah menjadi seorang anak yang kini telah menjadi ayah.
Film ini juga menggambarkan bagaimana setiap orang merefleksikan diri dengan apa yang terjadi pada kehidupannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film ini menjadi sangat personal, karena buat saya ini kayak memproyeksikan diri saya. Saya masih jadi anak, masih jadi kakak laki-laki, tapi saya juga jadi orang tua," sahutnya lagi.
Film ini menceritakan tentang kisah tiga orang bersaudara, Angkasa, Aurora, dan Awan yang memiliki permasalahan pada diri sendiri. Namun ketiga memiliki pokok utama kesulitan yang sama.
"Spektrum ini menceritakan banyak emosi dalam gambar dan pada akhirnya ada momen di mana sebagai penulis untuk menyambung cerita tokoh bersama. Di film kita punya 3 waktu dari Angkasa, Aurora, dan Awan yang kita jahit bersama," jelas Angga lagi.
NKCTHI juga menjadi satu-satu film Angga dengan nuansa yang gelap. Hal itu diakuinya memang sengaja ia lakukan.
"Ini film saya paling dark secara pendekatan dan secara teknis. Bahkan buat saya ini lebih dark dari 'Cahaya dari Timur'," sambungnya.
"Di 'Cahaya Dari Timur' saya masih mainin matahari masih ada sunrise. Di sini nggak ada sunrise. Bahkan di sini, di atap aja nggak ada sunset. Emang sengaja ngehilangin kesan cheerful," tutup Angga.
(pig/dal)