Ketika menyambangi kantor detikcom, Alan, menuturkan komik garapannya punya pesan khusus bagi publik.
"Sebenarnya kalian tahulah kondisi jalanan Jakarta kayak apa. Chaos, lampu merah yang nggak ada harganya, rambu-rambu lalu lintas. Ini tuh jalanan Jakarta yang lewat 'Bang Lambe' aku tuh mau mengedukasi masyarakat, di jalanan itu nggak harus ngotot-ngototan," kata Alan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jangan terobos lampu merah, hal-hal yang di kalangan kita tuh susah banget. Bukan hanya mengedukasi tapi juga sekaligus menghibur," lanjutnya.
Tapi yang terpenting, Alan juga ingin pembaca agar tertawa dan ikut merasakan lucunya cerita yang ada di komik 'Bang Lambe'. Misalnya, halaman komik yang menggambarkan obrolan antara Bang Lambe yang pengemudi ojol bersama penumpangnya.
Saat itu penumpang bertanya 'sudah makan belum bang?', dan dijawab 'sudah'. Tapi kejadian yang sebenarnya bukan hal tersebut.
"Ini kan cerita dari keseharian juga sih. Saya beneran alami, jadi saya lagi ngobrol sama Din. Ternyata dia lagi telpon-telpon, tapi malah saya yang jawab. Sekaligus lucu, tapi yah sialan ya, dia lagi ngobrol di telepon ternyata," kata Alan sembari tertawa.
"Ini tuh diregenerated lagi ke dunia ojol. Apapun itu kalau mau dihubung-hubungkan pasti cocoklah ke universe-nya, asal nggak keluar dari karakternya," pungkasnya.
Dalam komik onlen 'Bang Lambe' memuat kejadian sehari-sehari, suka dan duka, seorang freelancer serabutan menjadi pengemudi ojol. Komik onlen 'Bang Lambe: Orderan Pertama' diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU).
(tia/doc)