.webp)
Bukan hal yang mudah untuk menyatukan lima kepala dengan ide yang berbeda-beda dalam satu boyband. Akan tetapi, para personel dari grup asal Amerika Serikat itu rupanya telah mengetahui kiat agar bisa selalu akur.
"Kami sebenarnya hanya menjalaninya saja bersama-sama dan tidak terlalu banyak berpikir. Mungkin karena seringnya kami satu pendapat," kata Jonah Marais dalam sesi wawancara di Kota Kasablanka, kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal terbentuk, para personel Why Don't We telah lebih dahulu menyamakan visi dan misi. "Kami hanya membuat band dan kemudian melihat apa yang terjadi," sambung Jonah.
Lebih jauh, para personel mengaku telah akrab satu sama lain. Mereka mengibaratkan, Why Don't We lebih terasa seperti keluarga ketimbang grup musik dimana mereka bekerja bersama.
"Kami telah menjadi teman sejak kami berada di grup ini, rasanya ini lebih seperti bermain bersama teman ketimbang nge-band," tutur Zach Herron.
Semalam, Kamis (22/11/2019), Why Don't We melangsungkan konser di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
Konser tersebut merupakan salah satu pertunjukan dari tur Asia dalam rangka mempromosikan album '8 Letters'. Sebelum ke Jakarta, mereka lebih dulu singgah di Seoul, Kuala Lumpur, Singapura, dan Manila.
(srs/tia)
