'Maleficent: Mistress of Evil', Ketika Maleficent Difitnah!

'Maleficent: Mistress of Evil', Ketika Maleficent Difitnah!

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 19 Okt 2019 11:00 WIB
Foto: imdb
Jakarta -

Bertahun-tahun setelah kejadian di film pertama, kehidupan di Moors sangat tentram. Aurora (Elle Fanning) dan makhluk-makhluk fantastis dari hutan seperti peri, tumbuh-tumbuhan yang bisa berbicara dan tentu saja dengan Maleficent (Angelina Jolie) hidup dengan aman sentosa.

Kemudian Aurora dilamar oleh Prince Phillip (Harris Dickinson) yang terpesona oleh kebaikan hatinya dan tentu saja kecantikan alami Aurora.

Aurora berbahagia sekali dengan lamaran Prince Phillip. Dia meminta Maleficent untuk menemaninya ke kerajaan untuk menemui Queen Ingrith (Michelle Pfeiffer) dan King John (Robert Lindsay), orang tua Prince Phillip.

'Maleficent: Mistress of Evil', Ketika Maleficent Difitnah!Foto: imdb



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cinta tidak selalu berakhir dengan baik," ucap Maleficent yang tanpa tedeng aling-aling mengucapkan ketidaksetujuannya terhadap pertunangan Aurora dengan Prince Phillip. Tapi Aurora kadung jatuh cinta dan Maleficent pun terpaksa harus mengikuti kemauan Aurora.

Ini semua karena sebenarnya, seperti yang kita ketahui dari film pertama, kecintaan Maleficent terhadap Aurora. Betapa dia sangat melindungi si gadis ini. Jadi apapun yang diminta Aurora, Maleficent lakukan.

Termasuk berpura-pura menjadi orang baik dan tulus. Sampai-sampai Maleficent harus les tersenyum bersama Diaval (Sam Riley).

Sore itu, Maleficent bersama Diaval dan Aurora berangkat untuk pergi ke istana. Di sana mereka langsung makan malam bersama Queen Ingrith, King John dan Prince Phillip. Dan di situ pulalah Maleficent difitnah.

'Maleficent: Mistress of Evil', Ketika Maleficent Difitnah!Foto: imdb



Queen Ingrith membuat King John pingsan dan koma dan menuduh Maleficent yang melakukan ini semua. Maleficent pun pergi. Ia tidak tahu bahwa Queen Ingrith merencanakan sesuatu yang jahat yang akan mengancam nyawa semua makhluk peri di Moors.

Maleficent adalah sebuah karakter yang menarik dari kisah Sleeping Beauty. Dan karena Disney mencintai uang, mereka pun mencari cara untuk mempersembahkan live action film ini melalui sudut pandang Maleficent.

Keputusan ini, lengkap dengan meng-cast Angelina Jolie sebagai si penyihir tersebut, ternyata merupakan sebuah keputusan terbaik. Maleficent yang dirilis tahun 2014 ternyata terbukti laris dan disukai penonton karena dia menghasilkan sampai dengan 750 juta dollar dari pendapatannya di box office. Sekuelnya tentu saja langsung diberi lampu hijau.

Ditulis oleh Linda Woolverton, Noah Harpster dan Micah Fitzerman-Blue, Maleficent: Mistress of Evil tidak semenarik film pertamanya. Jika film pertamanya masih berusaha mencoba melakukan sesuatu yang berbeda dengan isu serius (seperti trauma dan kekerasan seksual, seperti dalam adegan sayap Maleficent yang diambil oleh sang raja), film keduanya sama sekali tak berminat untuk mencoba memberi sesuatu yang lebih. Film ini benar-benar fan service bagi pecinta film pertamanya.

Secara cerita, anak-anak pasti akan menyukai 'Maleficent: Mistress of Evil' karena ada lebih banyak jokes di dalamnya. Ceritanya sangat mudah diikuti yang bisa jadi akan membuat penonton dewasa mati kebosanan.



Tidak ada yang mengejutkan. Semua aksi yang dilakukan karakter-karakternya bisa Anda tebak. Semua karakter antagonis akan mendapatkan ganjarannya dan semua karakter protagonisnya akan bahagia selama-lamanya. Sangat family friendly, sangat Disney.

Film ini sebenarnya berpeluang untuk memberikan sesuatu yang lebih. Queen Ingrith yang ingin mengenyahkan peri-peri dan ingin membuat manusia menang sebenarnya merupakan kiasan yang tepat tentang orang-orang rasis yang beranggapan bahwa ras mereka adalah yang paling baik.

Tapi sayangnya pembuat filmnya membuat ini semua hanya sebagai bumbu saja. Alasan Queen Ingrith benci dengan para peri karena bunga-bunga membuatnya alergi juga terasa terlalu sederhana.

'Maleficent: Mistress of Evil', Ketika Maleficent Difitnah!Foto: imdb



Memilih Michelle Pfeiffer sebagai antagonis memang pilihan tepat tapi sayangnya pembuat filmnya tidak membuatnya melawan Angelina Jolie dengan lebih lama.

Joachim RΓΈnning menggantikan posisi Robert Stromberg sebagai sutradara dalam 'Maleficent: Mistress of Evil'. Sepertinya RΓΈnning tahu bahwa skrip yang ia terima tidak spesial, maka dia akhirnya menghibur penontonnya dengan berbagai visual efek yang memanjakan mata.

Seperti halnya produk live action Disney yang mahal, visual film ini cukup mengagumkan. Jenis visual yang bisa Anda dapatkan dengan ratusan juta dollar.

Klimaks film ini juga membuat film ini agak sedikit naik kelas karena adegannya terjadi di siang hari, berbalik dengan klimaks film pertamanya yang terjadi di kegelapan.

Ketika Anda sampai di akhir film, Anda mungkin bertanya-tanya kenapa film ini dibuat sekuelnya karena 118 menit yang terjadi dalam 'Maleficent: Mistress of Evil' sama sekali tidak perlu ada.

Kecuali karena Angelina Jolie butuh uang untuk biaya kuliah anaknya. Sebagai tontonan keluarga, film ini mungkin menghibur. Tapi sebagai sebuah tontonan yang berfaedah, ada banyak pilihan lain yang lebih menarik.




(doc/doc)

Hide Ads