Pengunjung pameran akan menikmati koleksi museum dengan suasana yang berbeda. Ruang pamer pun diperbaharui dengan lebih rapi dan menarik seperti museum dan galeri seni kontemporer.
Ketua Pembina Yayasan Mitra Museum Jakarta, Veronica Tan, mengatakan sejak dua tahun lalu pihak yayasan sudah menginventaris koleksi-koleksi yang ada di museum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Veronica Tan Akui Hidupnya Lebih Enjoy |
Sebanyak 80 lukisan koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik dipamerkan dengan cara berbeda. Pengunjung bisa menikmati koleksi dilihat dari beberapa tema yakni mitologi dan adat istiadat, potret diri, pemandangan alam, kehidupan sehari-hari, lukisan klasik Bali, lukisan kaca, dan lukisan batik.
Dalam museum diubah sesuai aturan atau strandar museum seni internasional. Kelembaban suhu setiap ruang diatur agar tidak kering dan merusak lukisan-lukisan. Arsitek Cosmas Gozali mengubah sisi interior museum tanpa merusak bangunan cagar budaya tersebut. Sistem pencahayaan pun diubah dari yang halogen menjadi LED.
"Dulu lighting dari cyling tiang-tiang, sekarang pakai sistem lighting khususnya. Warnanya kuning tapi ketika dipotret tidak akan berubah warna jadi putih. Suhu ruangan juga harus 22-24 derajat Celcius, sehingga nggak buat lukisan rusak," ungkapnya.
![]() |
Museum Seni Rupa dan Keramik saat ini punya sekitar 500 karya seni rupa. Terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Diantaranya ada beberapa koleksi unggulan dan bersejarah bagi seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul 'Pengantin Revolusi' karya Hendra Gunawan, 'Bupati Cianjur' karya Raden Saleh, 'Ibu Menyusui' karya Dullah, 'Seiko' karya S.Sudjojono, dan 'Potret Diri' karya Affandi.
(tia/dar)