Jakarta -
Trailer film 'The Santri' menuai kontroversi. Beberapa pihak menilai film garapan Nahdlatul Ulama tersebut tidak sesuai dengan tradisi santri.
Wakil Sekjen PBNU sekaligus eksekutif produser 'The Santri', Imam Pituduh, mengatakan mereka yang kontra seharusnya tak langsung memprotes begitu saja.
Sebab yang beredar di publik barulah trailer. Ia juga mengatakan bahkan proses syuting dan produksi film tersebut belum di mulai.
Syuting 'The Santri' direncanakan baru akan dimulai pada Oktober 2019 bertepatan dengan Hari Santri tahun ini. Sedangkan film itu baru akan tayang tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Filmnya masih akan diproduksi pada bulan Oktober besok, rencana kami tayangkan tahun depan. Di Hari Santri tahun ini mulai syuting, tahun depan baru mulai tayang," ujarnya saat ditemui di Kantor PBNU, Kenari, Jakarta Pusat.
Imam Pituduh pun mengimbau untuk tak langsung menghakimi bagi mereka yang kontra terhadap proyek film ini.
"Setelah nanti produksi, selesai, kita tonton dulu, baru lihat film itu ada yang bertentangan atau tidak," sambungnya.
Protes terhadap film ini datang di antaranya dari Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Alathas, yang juga menantu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Kritik juga disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum yang kini didaulat menjadi Panglima Santri Jabar itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman