Ada beberapa alasan yang membuat Penerbit Bukune tertarik merilis cerita tentang KKN yang dilakukan 6 mahasiswa dan mahasiswi di lokasi timur Pulau Jawa tersebut. Menurut Editor Bukune, Muhammad Barkah Winata, plot dalam novel tidak terduga.
"Kita lihat ceritanya kan plot nggak diduga, kualitasnya juga oke. Karena dia (Simple Man) mengolah cerita baru ya buat kita," tuturnya ketika dihubungi detikHOT, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam novel 'KKN Desa Penari, lanjut Barkah', tetap akan dikisahkan melalui dua point of view atau sudut pandang Nur dan Widya. Naskah yang unik tersebut juga memuat unsur kearifan lokal desa setempat.
"Naskahnya unik, diambil dari kearifan lokal dan cara berceritanya otentik, jadi itu yang membuat penerbit berani menerbitkannya," terang Barkah lagi.
Sejak awal berdiri di tahun 2007 silam, Bukune memang kerap menerbitkan buku-buku yang berasal dari cerita legenda, mistis, dan platform media sosial. "Sebenarnya bukan hal pertama sih, soal legend dan mistis. Dari Batak kita juga pernah, horornya Risa Saraswati juga, jadi kita tuh oke deh kalau diterbitkan," tukasnya.
Bagaimana cerita selanjutnya soal novel 'KKN Desa Penari'? Simak artikel berikutnya ya di detikHOT.
(tia/dar)