Lagu tersebut berasal dari pengalaman pribadi yang dialami Isyana di awal 2019. Meski memiliki judul yang cenderung gelap, Isyana juga ingin menyemangati penggemarnya lewat lagu tersebut.
Menurut Isyana, secara garis besar, lagu itu berkisah mengenai bagaimana seseorang dapat bertahan titik terendahnya untuk kemudian bangkit kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isyana bercerita lagu tersebut tercipta di Bandung, Jawa Barat ketika ia sedang sendiri di kediamannya saat hujan sedang turun dengan derasnya.
"Jadi ini diciptainnya pas aku lagi di Bandung, lagi di lantai atas sendiri. Terus aku nemu kibor aku jaman dulu SD. Aku membuat lagu itu benar-benar pakai kibor, aransemen awalnya. Aku rekam pakai ponsel," kisahnya.
Gandeng Gesit untuk Produser
Gerald Situmorang Foto: Asep Syaifullah
|
"Aku tanya mau nggak produserin proyek aku yang solo. Ada empat (lagu), aku suruh dia pilih. Dia pegang dua lagu, terus jalan, diskusi sama label, sampai akhirnya diputuskan ini single pertama," terangnya.
Setelah mendengar hasilnya, Isyana pun mengatakan puas pada lagunya. "Aku merinding dan terharu banget karena aransemen yang dibikin Gerald itu melebihi ekspektasi aku," ucap Isyana.
Selain mengajak para penggemarnya untuk bangkit kembali selepas melalui masa kelam, Isyana juga ingin lagunya menjadi teman bagi pendengarnya yang tengah berada di titik terendah hidupnya.
Ia juga ingin menyampaikan pesan mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran pada kesehatan mental.
"Kalau memang terluka, jangan sungkan minta bantuan. Aku ingin ngasih surat tapi melalui melodi dan musik," ujar Isyana.