'Once Upon A Time In Hollywood': Asyiknya Nongkrong Bareng Leonardo dan Brad Pitt

Review Film

'Once Upon A Time In Hollywood': Asyiknya Nongkrong Bareng Leonardo dan Brad Pitt

Chandra Aditya - detikHot
Sabtu, 31 Agu 2019 12:57 WIB
Once Upon A Time In Hollywood: Asyiknya Nongkrong Bareng Leonardo dan Brad Pitt
Foto: imdb/ istimewa
Jakarta - Penggemar film di seluruh penjuru dunia pasti loncat-loncat tiap kali Quentin Tarantino merilis film barunya. Selain karena Tarantino berjanji hanya membuat 10 film (dan 'Once Upon A Time In Hollywood' adalah filmnya yang ke sembilan) dalam kariernya sebagai sutradara tapi juga karena kita mungkin tidak akan lagi menemukan pembuat film seperti Tarantino. Hanya Tarantino yang membuat film Tarantino yang asli.

Akan ada banyak orang yang mencoba untuk mengikuti langkahnya tapi hanya dialah yang bisa mempersembahkan sebuah film yang nyeleneh tapi begitu luar biasa. Setelah merilis 'The Hateful Eight' di 2015, Tarantino kembali lagi dengan 'Once Upon A Time In Hollywood'. Kali ini dia tidak sendiri.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena dia membawa dua mega bintang Hollywood untuk menjadi tokoh utama filmnya, Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt. Dan untuk membuat suasana menjadi lebih meriah, dia membawa juga aktris yang makin lama makin naik daun yaitu Margot Robbie. Tentu saja ekspektasi sudah sampai ke puncak nirwana.

Sesungguhnya cara terbaik untuk menikmati film ini adalah dengan tidak membaca apapun yang berhubungan dengan filmnya. Walaupun, Anda mungkin harus googling soal pembunuhan Sharon Tate (diperankan oleh Margot Robbie dalam film ini) yang dilakukan oleh anak buah Charles Manson (dalam film ini diperankan Damon Herriman) yang menamakan diri mereka sebagai bagian dari Manson Family. Tapi lebih dari itu, cara terbaik menonton 'Once Upon A Time In Hollywood' adalah masuk ke dalam bioskop dalam keadaan buta informasi dan Anda akan terkejut dibuatnya.



Secara singkat 'Once Upon A Time In Hollywood' menceritakan tentang hubungan antara dua orang, Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) dan Cliff Booth (Brad Pitt). Rick Dalton adalah seorang aktor serial TV Bounty Law yang cukup terkenal di masanya. Sekarang di tahun 1969 Amerika sepertinya sedang mengarah ke teritori baru. Banyak hippies berkeliaran membawa bunga dan mengatakan bahwa Amerika adalah land of the free. Sementara aktor klasik sepertinya yang sangat macho agak mulai dijauhi orang-orang.

Sekarang Rick Dalton sendiri sedang dalam fase existensial crisis. Tawaran untuk bermain di TV masih datang meskipun hanya menjadi bintang tamu. Tapi Rick Dalton masih ketakutan dengan stigma bahwa dia adalah aktor basi. Aktor yang sudah tidak laku. Bahwa kariernya di Hollywood sudah selesai.


Sementara itu Cliff Booth adalah stuntman-nya. Apapun yang Rick Dalton harus lakukan untuk keperluan akting yang membutuhkan aksi-aksi brutal, Cliff Booth akan melakukannya. Dia adalah seorang veteran perang dan hubungannya dengan Rick Dalton sepertinya sudah berjalan sejak sangat lama karena keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat.

Dan karena sekarang Rick Dalton jarang mendapatkan pekerjaan, maka Cliff Booth menjadi semacam "asisten" untuknya. Cliff Booth melakukan pekerjaan seperti menjadi sopir, membetulkan antena dan hal-hal remeh lainnya karena dia tahu hubungannya dengan Rick Dalton lebih dari sekedar pekerjaan. Kebetulan sekali tetangga Rick Dalton adalah Roman Polanski (Rafal Zawierucha) dan istrinya, Sharon Tate.

Kalau Anda penggemar berat Tarantino, ada dua kemungkinan yang terjadi saat Anda menyaksikan film ini. Yang pertama adalah kecewa berat dan yang kedua adalah cinta setengah mati dengan film ini. Saya masuk kategori kedua. Saya sangat mencintai 'Once Upon A Time In Hollywood'. Tapi saya mengerti kenapa mungkin fans-fans Tarantino akan terheran-heran dengan keputusan-keputusan Tarantino dalam film ini.

'Once Upon A Time In Hollywood':Asyiknya Nongkrong Bareng Leonardo dan Brad PittFoto: imdb/ istimewa

Film-film Tarantino seperti Pulp Fiction, Kill Bill, Inglorious Basterds, Django Unchained atau bahkan The Hateful Eight selalu mempunyai motivasi yang jelas bagi karakter-karakternya untuk menjalankan plot. Mereka semua biasanya mempunyai misi yang jelas. Dan misi tersebut biasanya balas dendam. Dengan karakter-karakter yang sangat larger-than-life tapi sangat cool, sangat mudah bagi penonton untuk jatuh cinta dengan karakter Bride dalam 'Kill Bill' atau bahkan seseorang yang luar biasa jahat seperti Hans Landa dalam Inglorious Basterds. Sementara itu 'Once Upon A Time In Hollywood' kehilangan trademark ini.

Dua karakter utama dalam 'Once Upon A Time In Hollywood' tidak mempunyai misi sekeren balas dendam. Misi Rick Dalton hanyalah mencoba untuk lebih relevan lagi. Sementara Cliff Booth sepertinya terlalu senang untuk menikmati hidupnya untuk memikirkan soal life goals. Hal ini akhirnya berpengaruh terhadap cara bertutur Tarantino. Yang biasanya bag big bug duar dan dipenuhi dengan kelokan tajam sekarang lebih mengalir seperti air. Hasilnya menjadi lebih fluid. Butuh waktu memang bagi saya untuk menikmati ini tapi setelah beberapa saat, saya sangat mencintai ritmenya dan tidak mau meninggalkan interaksi antara Rick Dalton dan Cliff Booth bahkan setelah filmnya selesai.

Dan karena film ini lebih character driven daripada plot driven, Tarantino akhirnya menyajikan kepada penonton dua karakter yang paling relatable dan paling manusiawi. Melihat Rick Dalton frustasi karena dia tidak hapal-hapal dialog dan akhirnya meltdown adalah salah satu adegan paling menyenangkan dalam film ini. 'Once Upon A Time In Hollywood' lebih terasa seperti filmnya Richard Linklater yang dibuat oleh Quentin Tarantino.

Dan seperti yang kita tahu Tarantino adalah ensiklopedia pop culture berjalan. Ia menyukai film, televisi dan musik. Hampir setiap filmnya dipenuhi dengan soundtrack yang sangat keren dan referensi terhadap film yang ia suka yang kadang kala sangat obscure. Dalam 'Once Upon A Time In Hollywood', Tarantino meng-emphasis hal tersebut. Dunia yang ia sangat suka sekarang ia jadikan sebagai kanvasnya untuk bercerita. Hal ini membuat Tarantino dengan senang hati menaruh semua referensi pop culture tahun 60-an di sepanjang film.

Tentu saja banyak yang penonton tidak akan kenal (apalagi kalau Anda belum lahir pada tahun 60 seperti saya) tapi bagian menariknya adalah kita bisa terobsesi untuk mencari tentang itu semua setelah filmnya selesai. Tarantino mempunyai efek seperti itu terhadap penontonnya. Meskipun saya bilang di atas bahwa film ini nuansanya mirip dengan film-film Richard Linklater tapi 'Once Upon A Time In Hollywood' tetaplah sebuah film Tarantino luar dalam. Kegemarannya untuk mengobrak-ngabrik sejarah masih menjadi alat yang sangat efektif untuk mengacaukan ekspektasi. Dan dialog-dialog yang ia susun adalah dialog-dialog yang mungkin hanya Tarantino yang bisa membuatnya.

Tarantino tidak hanya gemar menaruh referensi pop culture sana sini (hampir setiap karakter dalam film ini kalau tidak berkecimpung di dunia entertainment, mereka menghabiskan hidup mereka dengan menonton televisi atau menonton film di bioskop atau drive in) tapi ia juga membuat karakter-karakternya hidup berdampingan dengan tokoh-tokoh hebat yang melegenda seperti Bruce Lee (Mike
Moh) atau Steve McQueen (Damian Lewis).

Dibutuhkan aktor yang hebat untuk bisa tampil di film Tarantino dan trio utama film ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya tampan dan cantik tapi juga ada alasan kenapa mereka masuk daftar aktor Hollywood kelas satu. Tanpa Margot Robbie, Once Upon A Time In Hollywood mungkin akan menjadi film yang sangat berbeda. Margot Robbie menggunakan pesona dan kecantikannya untuk menunjukkan sebuah kesucian yang jarang ada di film-film Tarantino.

'Once Upon A Time In Hollywood':Asyiknya Nongkrong Bareng Leonardo dan Brad PittFoto: Getty Images

Leonardo DiCaprio adalah aktor yang sangat handal. Dia hampir bisa memainkan peran. Dia menarik ketika dia tampil sangat serius seperti Inception atau juga putus asa seperti dalam The Revenant. Tapi ia juga sangat mencuri perhatian ketika dia sedang manic seperti yang ia lakukan dalam 'The Wolf of Wall Street'. Dan dalam 'Once Upon A Time In Hollywood', Leonardo DiCaprio melakukan semuanya. Kita bisa melihat keputusasaannya, kegugupannya dan cara dia menutupi kesedihannya dengan sangat baik. Chemistrynya dengan Brad Pitt juga luar biasa bagus sehingga ketika mereka berdua, Anda bisa membayangkan sejarah hubungan mereka tanpa Tarantino menjelaskan panjang-panjang.

Tapi bintang yang paling bersinar dalam 'Once Upon A Time In Hollywood' adalah Brad Pitt. Di usianya yang ke-55 tahun, Brad Pitt menunjukkan bagaimana tampil charming, cool tapi juga badass tanpa terlihat seperti dia berusaha keras. He's doing it all so effortlessly. Ketika dia makan, menyetir, membetulkan antena di genteng, Brad Pitt membuat karakter Cliff Booth menjadi sangat santuy, kalau kata anak zaman sekarang. Dan aura kekerenannya nampak begitu bersinar bahkan ketika dia tidak melakukan apa-apa.

Dengan durasi hampir tiga jam, 'Once Upon A Time In Hollywood' adalah sebuah persembahan berharga dari seorang maestro. Anda tahu bahwa apapun yang ada di film ini dipikirkan masak-masak ketika Tarantino membuatnya. 'Once Upon A Time In Hollywood' akan membuat Anda tertawa dan menikmati nostalgia tahun 60-an. Dan Tarantino bisa melakukan semuanya tanpa bantuan CGI sehingga semua yang ada di layar terasa semakin otentik. Dengan presentasi teknis yang sangat baik, 'Once Upon A Time In Hollywood' adalah salah satu film terbaik yang bisa Anda saksikan di bioskop saat ini.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

Hide Ads