'Gundala' pun bakal diboyong sutradara Joko Anwar untuk diputar di Toronto International Film Festival (TIFF) pada September 2019. Apa kata Joko Anwar?
"TIFF adalah salah satu dari festival film terbesar. Tadinya kita mau bikin 'Gundala' sebagai film untuk orang Indonesia saja. Nggak ada maksud untuk dikirim ke festival," kata Joko Anwar ditemui di Plaza Senayan, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus dia tanya, boleh nggak lihat filmnya? Kasih nggak ya. Ya udah lah kasih. Akhirnya mereka nonton film kita dan mereka suka lalu mengundang kita untuk tayang di Toronto," cerita Joko.
Abimana Aryasatya pun mengaku bahagia dengan penayangan 'Gundala' di Toronto bulan depan. Ia menanggap artinya film Indonesia sudah selevel dengan film-film internasional.
"Berarti kita sudah dianggap selevel dengan film-film luar. 10 film yang tayang di sana adalah film-film besar. Gue aja sebetulnya deg-degan. Bersama kita tuh ada 'Joker', ada Takeshi Mike dengan 'First Love'. Mereka tuh sutradara-sutradara besar dan film besar. Bisa setaraf sepanggung sama mereka tuh sebuah kebanggaan besar," ungkap Abimana.
Film 'Gundala' diadaptasi dari cerita bergambar (cergam) atau komik karangan komikus Hasmi asal Yogyakarta. Film 'Gundala' bercerita tentang Sancaka yang hidup di jalanan sejak orang tuanya meninggalkannya. Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka bertahan hidup dengan memikirkan keselamatannya sendiri.
Ketika keadaan kota makin buruk dan ketidakadilan berkecamuk di seluruh negara, Sancaka harus memutuskan, apakah dia terus hidup menjaga dirinya sendiri atau bangkit menjadi pahlawan mereka yang tertindas.
Baca juga: 'Gundala' Kuat dari Cerita Ketimbang CGI |
(tia/nu2)