.webp)
Dilansir dari berbagai sumber, ia menyebutkan sebelumnya diminta untuk menulis kata pengantar untuk komik tersebut. Dalam esainya, ia menuliskan latar belakang politik Marvel dan meneliti bagaimana perjalanan penerbit termasuk menyelipkan metafora setelah Perang Dunia kedua pemimpin menangani masalah politik, termasuk Nazi dan fasisme.
Art Spiegelman pun menuliskan soal masa lalu dan masa kini serta merujuk kepada Donald Trump sebagai perbandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam dunia yang terlalu nyata saat ini, penjahat paling jahat dari Captain America, Red Skull, masih hidup di layar dan Orange Skull menghantui Amerika," ungkap Spiegelman.
Setelah tulisan tersebut dikirim ke penerbit, Marvel Comics tetap ingin 'apolitis' dan meminta ia untuk menghapus atau mengedit perumpaan tersebut. Alih-alih mengedit, Spiegelman mundur dari proyek spesial Marvel.
"Saya diminta untuk mengubah atau menghapus kalimat yang menyindir Donald Trump. Saya tidak menganggap diri saya atau tulisan saya penuh politis tapi saya sadar ada ancaman eksistensial yang mengerikan di tempat saya tinggal. Saya menarik kata pengantar saya," lanjutnya.
Edisi spesial komik 'Marvel: The Golden Age 1939-1949' rencananya bakal rilis September 2019.
(tia/dal)
