"Saya kaget saat mencoba amplang rumput laut dari Nunukan. Rasanya itu sangat nikmat. Pokoknya gurih dan renyah. Komposisi rumput lautnya pas. Kuliner ini punya masa depan bagus. Sangat potensial dikembangkan menjadi industri dan itu akan membawa impact bagus bagi Nunukan," ujar Uut, dalam keterangan tertulis, Minggu (14/7/2019).
Saat Uut tampil di Festival Crossborder Nunukan yang digelar di GOR Dwikora, Nunukan pada 13-14 Juli 2019 itu, ia mengaku kagum dengan potensi wisata di Nunukan.
"Nunukan ini luar biasa. Potensi pariwisatanya besar. Ada banyak experience yang bisa dinikmati oleh wisatawan selama berada di Nunukan. Kulinernya unik, seperti amplang rumput laut ini. Pokoknya semua harus mencobanya. Amplang rumput laut ini sangat pas sebagai buah tangan juga," ujar Uut.
Amplang rumput laut memang banyak dikembangkan oleh UMKM di Nunukan. Pengembangan industrinya modern secara mekanis sehingga produknya dijamin higienis. Sebab, proses produksinya dari hulu hingga hilirnya dilakukan dengan cermat dan bersih.
Amplang rumput laut asal Nunukan ini sudah menjangkau pasar Sabah, Malaysia bahkan ke pasar Jepang. Untuk domestik, pasarnya ada di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan.
Menurut Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, respons pasar terhadap produk Amplang rumput laut Nunukan sangat positif. Potensinya semakin menjanjikan, apalagi bahan bakunya melimpah.
"Amplang rumput laut sangat menjanjikan. Sejauh ini respons pasar sangat positif. Mereka sangat antusias menyambut produk tersebut. Rasanya memang enak. Melalui Festival Crossborder Nunukan, kami terus mem-branding Amplang Rumput Laut. Kami siap memenuhi kebutuhan pasar karena bahan baku rumput laut di Nunukan sangat banyak," jelas Asmin.
Produksi Rumput Laut di Nunukan memang melimpah. Kabupaten ini menjadi penghasil Rumput Laut terbesar di Kalimantan Utara, bahkan juga Kalimantan Timur.
Dalam durasi 1 bulan, Nunukan mampu memproduksi rumput laut kering 500 ton pada 2018. Angka tersebut naik 200 ton per bulan dari rata-rata produksi rumput laut kering pada 2016 dan 2017.
Selain pasar domestik, rumput laut kering Nunukan juga sudah merambah pasar mancanegara, bahkan sudah diekspor k Korea Selatan. Aktivitas tersebut dimulai Februari 2019 dengan pengiriman 63 ton rumput laut kering.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung lalu menegaskan, Amplang Rumput Laut memperkuat status wisata belanja Nunukan.
"Ini potensi yang sangat luar biasa. Amplang rumput laut ini sangat enak. Kami merekomendasikannya sebagai salah satu oleh-oleh dari Festival Crossborder Nunukan. Wisatawan memiliki banyak alternatif saat menikmati wisata belanja di Nunukan. Kami yakin, respons pasar akan semakin besar setelah festival ini. Amplang rumput laut juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Adella.
Sementara itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengungkapkan Nunukan akan terus tumbuh sebagai destinasi wisata belanja. Sebab, wilayah di Nunukan banyak menawarkan produk-produk otentik.
"Nunukan banyak memiliki produk yang khas. Karakternya otentik. Alamnya oke, kulinernya juga nikmat. Pasarnya sudah ada. Mereka juga punya keuntungan karena memiliki akses langsung ke Tawau, Malaysia. Gencarkan terus promosinya, lalu manfaatkan juga media sosial. Sebab, promosi memakai media sosial itu efektif dan efisien," tutup Arief.
(mul/ega)