Toy Story 4': Move On Adalah Takdir

Toy Story 4': Move On Adalah Takdir

Candra Aditya - detikHot
Senin, 24 Jun 2019 19:05 WIB
Foto: Toy STory 4 (IMDB)
Jakarta - Tidak ada yang membuat film animasi seperti Pixar. Oh, mungkin Ghibli. Tapi Pixar adalah salah satunya yang menggunakan emosi sebagai komponen utamanya dalam bercerita.

Berbanding terbalik dengan studio-studio lain yang menggunakan hewan-hewan yang bisa berbicara atau Minions untuk menarik bocah-bocah menarik tangan orang tuanya untuk memasuki gedung bioskop, film-film Pixar mempunyai magic yang membuat orang-orang dewasa dengan sukarela untuk menyaksikan apa lagi yang akan membuat mereka menangis dalam bioskop.

Serial 'Toy Story' sebenarnya sudah berakhir dengan indah sembilan tahun lalu. Banyak orang yang masih ingat, termasuk saya, bagaimana ending seri ketiganya membuat air mata menetes tanpa dikomando. Selama bertahun-tahun, dimulai pada tahun 1995, kita sudah familiar dengan dunia 'Toy Story'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kita sudah familiar dengan petualangan Woody (disuarakan oleh Tom Hanks) dan Buzz (disuarakan oleh Tim Allen) bersama teman-temannya bertualang di kamar Andy (disuarakan oleh John Morris, Charlie Bright di Toy Story 3 dan Jack McGraw di Toy Story 4). Menyaksikan Andy memberikan memberikan mainan-mainannya kepada Bonnie (disuarakan oleh Emily Hahn di Toy Story 3 dan Madeleine McGraw di Toy Story 4) ternyata menjadikan ending 'Toy Story 3' tidak hanya sempurna tapi juga efektif untuk membuat air mata mengucur deras.

Setelah 'Toy Story 3' seharusnya tidak perlu ada lagi film selanjutnya. Endingnya sudah sempurna. Filmnya menutup trilogi ini dengan baik. Tapi Pixar berpikiran lain. Dan sekarang kita bisa menyaksikan film keempatnya. Dan setelah menyaksikan film keempatnya ternyata saya salah. Pixar masih mempunyai cadangan cerita untuk diceritakan. Dan kali ini dia mengenalkan kita kepada konsep existensial crisis.



Dalam film ini kita melihat Woody jarang dimainkan oleh Bonnie. Sesuatu yang akan membuat Andy meraung-raung mengingat di akhir film ketiganya si Andy sebenarnya ragu-ragu untuk memberikan Woody kepada Bonnie. Tapi itulah yang terjadi. Bonnie lebih sering bermain dengan teman-teman Woody yang lain sampai akhirnya Woody, untuk pertama kali dalam hidupnya, berdebu.

Kemudian kita melihat Bonnie harus pergi ke sekolah untuk pertama kalinya. Woody, sebagai mainan yang sangat pedulian, memutuskan untuk mengikuti Bonnie ke sekolah. Dan di sanalah Bonnie 'membuat' teman barunya. Mainan baru ini disebut dengan nama Forky (disuarakan oleh Tony Hale). Seperti namanya, Forky adalah garpu yang diberi mata asal-asalan, tangan dan mulut seadanya serta kaki yang terbuat dari gagang es krim dan diberi nama Bonnie di bawahnya.

Forky begitu shock bahwa dia yang tadinya adalah sampah berubah menjadi hidup. Berulang kali dia memutuskan untuk masuk ke tong sampah, ke tempat yang menurutnya layak. Dan berulang kali Woody harus menyeret Forky ke pelukan Bonnie karena sekarang Forky adalah mainan favoritnya. Sekuens ini dibuat dengan begitu sempurna, efeknya double. Kocak dan mengharukan pada yang saat yang bersamaan.

Kemudian orang tua Bonnie (disuarakan Lori Alan dan Jay Hernandez) mengajak Bonnie untuk liburan. Dan dalam perjalanan inilah Forky memutuskan untuk loncat dari mobil dan pergi. Woody pergi mengejar. Keduanya bonding dan terlibat dalam berbagai petualangan yang melibatkan teman lama, Bo Peep (disuarakan oleh Annie Potts), dan seorang boneka sosiopath bernama Gabby Gabby (disuarakan oleh Christina Hendricks) dengan para kroninya yang berbentuk ventriloquist dummy.

Ditulis oleh Stephany Folsom dan Andrew Stanton dengan cerita dari Rashida Jones, Will McCormack, Valerie LaPointe, Martin Hynes dan John Lasseter (yang sudah keluar dari Pixar karena kasus sexual harrasment), 'Toy Story 4' adalah apapun yang Anda harapkan dari animasi dari Pixar. Film ini sungguh menyentuh, petualangannya akan membuat Anda bersemangat dan endingnya lagi-lagi akan mencoba untuk membuat Anda menangis.

Keputusan terbaik dari tim penulis 'Toy Story 4' adalah ketika mereka mengenalkan Forky kepada penonton. Forky adalah kita. Kita adalah Forky. Sesuatu yang tadinya tidak berguna, kemudian tiba-tiba mempunyai nyawa dan jiwa dan terpaksa harus berdamai dengan kedua fakta tersebut.

Apa kegunaan Forky di dunia ini? Kenapa dia harus ada? Dan apakah ini masa depan Forky? Menjadi mainan kesukaan si anak kecil sampai akhirnya dia bosan dan bertemu dengan mainan baru dan nanti ditinggal setelah ia dewasa?

'Toy Story 4' sesungguhnya adalah sebuah meditasi existensial crisis yang begitu menghibur. Anak-anak kecil mungkin akan terlalu fokus dengan begitu gemasnya petualangan Woody dan teman-teman. Penonton dewasa mungkin akan lebih gelisah. Apa yang dialami Forky dan Woody dalam film ini adalah sebuah gambaran masa depan yang suram. Menjadi tua dan dilupakan? Bukankah itu mimpi buruk kita semua.

Tapi seperti biasanya, Pixar memberikan ending yang menenangkan dan penuh harapan. Ia tak menghindar dari sebuah kenyataan bahwa Woody akan dilupakan (atau dengan kata lain kita semua akan mati). Dan satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah menerima fakta itu dengan legowo dan move on. Dengan ini, ending Toy Story 4 langsung menjadi klasik.

Sebagai hiburan anak-anak, 'Toy Story 4' masih menyajikan semua keajaiban yang diperlukan anak-anak untuk membuat mereka betah selama 100 menit. Petualangan demi petualangan Woody dan kawan-kawan akan membuat mereka betah sampai lampu bioskop dinyalakan. Teman-teman lama Woody masih kembali tapi kali ini kita berkenalan dengan tokoh-tokoh baru yang juga seru-seru.

Yang paling mentereng adalah Duke Kaboom (disuarakan oleh Keanu Reeves), seorang stuntman yang gemar melakukan aksi-aksi gila dan duo Ducky dan Bunny (disuarakan dengan sungguh sempurna oleh Keegan-Michael Key dan Jordan Peele) yang jalan pikirannya sama sekali tak tertebak.

Josh Cooley sebagai sutradara dengan cermat mempersembahkan 'Toy Story 4' sebagai entry serial ini dengan visual paling mentereng. Dengan setting toko antik tua dan sebuah karnaval yang meriah, warna-warna yang disajikan oleh 'Toy Story 4' adalah sesuatu yang harus disaksikan di layar terbesar yang Anda bisa cari.

Animasi yang disajikan Pixar tetap nomer satu di kelasnya. Setiap gerakan, setiap frame sungguh-sungguh berharga.

'Toy Story 4' membuktikan bahwa Pixar masih tahu bagaimana cara menarik senar dalam hati kita sehingga bentuknya bisa membesar, mengempis, hancur kemudian bangkit lagi. Mereka tahu bagaimana cara memasukkan ide-ide besar ke dalam sebuah tontonan keluarga yang terkesan 'lucu'. Dan karena itu Toy Story menjadi salah satu film terbaik tahun ini.



Simak Juga 'Eksklusif! Tom Hanks Bicara Soal Woody dan Karakter Baru di Toy Story 4':

[Gambas:Video 20detik]



Toy Story 4': Move On Adalah Takdir
(kmb/doc)

Hide Ads