'Chernobyl' Serial Paling Top Sepanjang Masa

'Chernobyl' Serial Paling Top Sepanjang Masa

Devy Octaviany - detikHot
Jumat, 07 Jun 2019 07:10 WIB
Foto: Chernobyl (imdb)
Jakarta - Serial pendek produksi HBO, 'Chernobyl' didapuk sebagai serial dengan rating tertinggi. Penilaian itu tak hanya sementara.

'Chernobyl' mengungguli serial lain yang menjadi favorit di antaranya 'Breaking Bad' dan 'Game of Thrones'. 'Chernobyl' menempati peringkat pertama sebagai serial tv yang paling diminati sepanjang masa berdasarkan penilaian IMDb.

IMDb sendiri merupakan situs film #1 di dunia yang menggabungkan pengakses web dan mobile dengan lebih dari 250 juta pengunjung unik setiap bulannya.

IMDb memberi skor 9,7/10 pada 'Chernobyl'. Angka tersebut mengungguli 'Breaking Bad' (9.5), 'Band of Brothers' (9.5) dan 'Game of Thrones' (9.3). Serial yang berkisah tentang bencana nuklir terburuk dalam sejarah manusia ini, telah melonjak ke posisi nomor 1 di peringkat TV sepanjang masa IMDb hanya beberapa hari setelah seri pendek ini berakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tayang sejak 7 Mei 2019, serial ini menayangkan episode terakhirnya pada 4 Juni 2019 kemarin.

Miniseri ini dibintangi: Paul Ritter ("Lovesick") sebagai wakit kepala insinyur Chernobyl Anatoly Dyatlov; Jessie Buckley ("Beast") sebagai Lyudmilla Ignatenko, penduduk Pripyat yang menikah dengan pegawai pemadam kebakaran dalam tim penyelamat; Adrian Rawlins ("Harry Potter and the Deathly Hallows") sebagai kepala insinyur Chernobyl, Nikolai Fomin; dan Con O'Neill ("Harlots") sebagai direktur pabrik Viktor Bryukhanov.

Pemain lainnya antara lain: Sam Troughton ("The Ritual"), Adam Nagaitis ("The Terror"), Barry Keoghan ("Dunkirk"), Ralph Ineson ("Harry Potter and the Half-Blood Prince"), Mark Lewis Jones ("Star Wars: Episode VIII - The Last Jedi"), Fares Fares (HBO's "Westworld") dan David Dencik ("McMafia").

Penulis, pencipta dan executive producer Craig Mazin memulai riset tentang bencana Chernobyl pada 2014, melalui berbagai materi, seperti buku dan laporan pemerintah dari dalam dan luar Uni Soviet. Ia berdiskusi dengan para ilmuwan nuklir guna mempelajari bagaimana cara kerja reaktor, dan mewawancara bekas penduduk Soviet untuk mendapatkan gambaran suasana pada tahun 1986. (doc/nu2)

Hide Ads