Ameer teringat saat sang ayah menghampirinya yang sedang makan sahur. Ameer bertanya maksud Arifin Ilham mendekatinya yang sedang makan.
"Iya waktu itu Abi belum bisa makan nasi dan lauk, jadi Abi masih makan biskuit yang dihancurkan, alhamdulillah pas hari Ameer pulang lagi sahur, Abi datang ke Ameer, dan Ameer sempet bingung 'Abi ngapain dekatin Ameer lagi sahur?'. Terus Abi pakai isyarat yang seolah minta piring, mungkin Abi mau suapin Ameer," ceritanya ditemui di Az Zikra, Sentul, Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata Abi mau makan nasi, udah sebulan dua bulan Abi nggak makan nasi, alhamdulillah di depan mata Ameer, Abi mau makan nasi," lanjutnya.
Saat itu, semua keluarga yang menyaksikan itu menangis. Bahkan saat dalam kondisi sakit, ustaz Arifin Ilham masih bisa bercanda dengan anak-anaknya.
Video: Putra Arifin Ilham: Ayah Sosok yang Mencintai Allah Sepenuh Hati
Terlebih saat Ameer menepuk-nepuk pundak sang ayah yang batuk terus menerus. Tetap menggunakan bahasa isyarat ustaz Arifin Ilham justru meminta anaknya untuk memukulnya dengan keras.
"Abi kan batuk terus, terus mama minta Ameer tepuk-tepuk pundaknya Abi, pas Ameer mukulin tuh, mukulnya pelan, karena takut kan. Tapi abi isyaratin suruh mukul yang kencang pakai bahasa isyarat," ungkapnya.
"Ameer mikir Abi masih bisa bercanda ya. Dan itu masih terngiang sampai sekarang. Abi sangat humoris," kenang putra kedua ustaz Arifin Ilham degan Yuni Djamaluddin.
Sang kakak, Muhammad Alvin Faiz setuju dengan yang diceritakan oleh Ameer. Meski suka bercanda, usaz Arifin Ilham adalah sosok ayah yang juga tegas.
"Humoris tapi tegas ya," puji Alvin.
"Iya ada saatnya Abi jadi teman, Abi jadi keluarga, dan Abi jadi guru," sambung Ameer.