.webp)
Dian mengunggah foto dirinya bersebelahan dengan bendera merah-putih bertuliskan dukungan untuk TNI dan Polri. Pada caption foto, ia pun mengenang soal kekerasan yang terjadi pada Mei 1998 silam.
"Sebagai generasi 90an, saya akan selalu ingat Peristiwa mencekam Mei 1998. Saat itu saya duduk di kelas 1 SMA di Tarakanita 1 dan sekolah diliburkan 3 hari. Keadaannya tidak berbeda jauh dengan kekisruhan hari ini, ketika sebagian besar kantor dan sekolah diliburkan," tulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuntutan rakyat dan mahasiswa pada waktu itu adalah memaksa Suharto turun setelah 32 tahun berkuasa. People power berhasil, reformasi dan demokrasi tumbuh meskipun dengan segala tantangannya," lanjut Dian.
Sebagai seorang perempuan sekaligus ibu, Dian Sastro mengecam kekerasan dalam hal apa pun. Ia pun berterima kasih kepada segenap jajaran yang berhasil menciptakan pemilu yang damai, juga TNI dan Polri yang menjaga Indonesia dari kekacauan.
"Oleh karena itu ijinkan saya memberi apresiasi yang setingginya utk pemilu kita yang baru saja usai. Terimakasih utk KPU dan Bawaslu, juga segenap jajaran Polri dan TNI yg telah sekuat tenaga menjaga rakyat Indonesia dari kekacauan. Diatas kekuasaan, selalu ada yang lebih tinggi daripada itu semua. Yaitu persatuan kita," pungkasnya.
(dal/nu2)
