"Sampai detik ini karena saya tidak punya nilai kepercayaan yang baik kepada dia, tidak percaya. Dan kami berdua adalah saksi hidup terhadap anak-anaknya. Terutama yang Maha Kuasa, bagaimana dia ngurus anak, ya pokoknya saya dan dia yang tahu," kata Atalarik Syah di Pengadilan Agama Cibinong, Bogor Jawa Barat, Rabu (22/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tempat anak saya sekolah itu tidak mengizinkan orang tua untuk datang. Tapi saya mengendorkan, katanya saya ego, takutnya dibilang ego, oke saya buktikan satu saya tidak ego. Saya izinkan (Tsania), saya bilang sama pihak sekolah, kasih aja. Selama di kunjungannya itu masih dalam batas-batas kewajaran. Pihak sekolah juga mengerti jadi di batas istirahatnya aja. Saya sudah buktikan," beber Atalarik.
Selain tak merasa percaya Tsania bisa mengasuh anak-anak, Atalarik juga menilai Tsania tak dapat adil bersikap di hadapan dua anaknya. Ada kabar, anak perempuan mereka enggan lagi bertemu Tsania.
"Tidak (pernah bertemu), makanya kasihan. Akhirnya saya berpikir dia (Tsania) hanya mentingin anak laki-lakinya saja, tidak peduli anak perempuannya saya jadi beranggapan seperti itu," pungkasnya.
(fbr/doc)