'Rumah Merah Putih' juga mengundang kisah menarik dari para pemainnya yang harus syuting di lingkungan yang amat tradisional. Seperti Shafira Umm, dia sampai menyesuaikan diri di lingkungan yang menurut tak jauh dari kehidupan hewan ternak. Bahkan ia harus rela digigit nyamuk babi.
"Aku baru tahu bahwa orang yang lokasi kami syuting hidup bersama orang peliharaannya juga, waduh kayak apa ini. Seminggu, dua minggu lewat jadi kayak makan biasa saja sama si hewan-hewan itu. Kami memang akhirnya harus menjadi orang NTT hidup bersama mereka, masuk dapurnya mereka. Digigit nyamuk babi yang biasanya kalau gigit gitu," katanya dalam preskon filmnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Pevita Pearce merasakan kehangatan dengan anak-anak asli di sana. Bahkan ada momen mengharukan saat Pevita harus berpisah dengan anak-anak bernama Farrel, Oscar, dan Amori. Pevita pun sampai dipersembahkan sebuah lagu dari mereka.
"Kehangatan bersama anak-anak di sana apalagi aku paling deket sama Oscar, sama Farrel. Amori ini dia lucu banget, karena dia yang mulai puber, relationship kita dijalin dengan effortless. Waktu aku besoknya mau pulang dia nengokin kamar dia sudah ngumpet nggak ada, dia ngumpet di balik tembok, saya tanya kenapa, dia bilang saya punya lagu untuk mama Maria akhirnya dia nyanyi dan dia nangis," beber Pevita dalam kesempatan yang sama.
Video: Pengalaman Pevita Pearce Akting Jadi Mamak-mamak NTT
Lebih lanjut, adik Keenan Pearce itu awalnya sempat merasa takut dengan warga asli Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara yang kerap berbicara dengan nada keras. Lambat laun Pevita justru mengenal masyarakat di sana adalah orang yang ramah-ramah.
"Aku juga belajar bahwa di sana kelihatan orangnya galak-galak ternyata mereka orang paling baik yang pernah aku kenal. Kalau sudah kenal mereka baik sekali dan mereka benar-benar mengutamakan kekeluargaan. Jadi belajar kultur baru juga," lanjut Pevita.
Sementara itu, berbeda dengan Pevita dan Shafira, Yama Carlos justru membangun silaturahmi dengan para TNI penjaga perbatasan. Menurut Yama, hal itu adalah bagian untuk menjalin silaturahmi dengan segala lapisan masyarakat di sana.
"Saya ketika tidak ada kegiatan syuting yang nggak saya bisa lupakan saya selalu bergaul dengan anggota TNI di sana. Akhirnya saya membangun keluarga yang baru dengan TNI di sana. Ini bagian dari cara saya untuk menjadi warga sana, saya harus bergaul dengan segala lapisan," beber Yama.
Dalam film yang disutradarai dan diproduseri oleh Ari Sihasale akan tayang di bioskop Indonesia pada 20 Juni 2019 mendatang.
(mau/nu2)