Game of Thrones: Gemuruh Sebelum Badai

Game of Thrones: Gemuruh Sebelum Badai

Candra Aditya - detikHot
Selasa, 07 Mei 2019 03:27 WIB
Foto: DOK. Helen Sloan/HBO
Jakarta - PERHATIAN: SPOILER
Setelah episode yang benar-benar menggelegar minggu lalu, banyak orang berfikir bahwa sepertinya D.B. Weiss dan David Benioff akan mengakhiri Game of Thrones dengan mudah. Tidak ada musuh yang lebih sakti mandraguna dan lebih menakutkan daripada Night King dan kroni-kroninya. Dan ternyata Arya Stark bisa menaklukkannya dengan mudah. Jadi apa yang terjadi selanjutnya di Game of Thrones? Ternyata banyak hal. Dan berdasarkan episode ini, kita sekarang tahu bahwa Cersei Lannister memang bukan musuh yang sembarangan.

WINTERFELL

Episode ini dibuka dengan momen menyedihkan dimana para karakter yang selamat mengucapkan selamat tinggal kepada para karakter yang meninggal minggu lalu. Daenerys menyucurkan air mata ketika dia mencium kepala Jorah. Jon Snow memberikan kata sambutan. Kemudian mereka semua membakar para jasad yang sudah meninggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada malam harinya mereka berkumpul bersama di aula (?) Winterfell. Mereka semua mengucapkan rasa syukur karena masih selamat dari serangan white walker dan berhasil membunuh Night King. Suasana berubah menjadi relax ketika Daenerys memberikan hadiah kepada Gendry berupa gelar kehormatan. Lord Gendry Baratheon of Storm's End.

Dalam pesta perayaan tersebut kita melihat Tyrion Lannister, Jaime Lannister dan Brienne minum dan bermain game yang membuat Brienne memberikan informasi secara tidak langsung kepada Jaime bahwa dia masih perawan. Tormund begitu patah hati melihat Jaime mengejar Brienne. Tapi patah hatinya tidak bertahan lama karena sudah ada gadis lokal yang merebut hatinya.

Yang paling menarik dari sekuens ini adalah bagaimana Daenerys melihat orang-orang merayakan keberanian Jon Snow. Jon Snow diagung-agungkan semua orang (yang diwakili oleh Tormund) karena dia pemberani dan tak pernah pantang untuk melakukan yang terbaik. Pujian ini membuat Daenerys teringat atas siapa Jon Snow sebenarnya. Satu-satunya orang yang mempunyai hak untuk merebut Iron Throne. Dengan kata lain: musuh.
Game of Thrones: Gemuruh Sebelum BadaiFoto: DOK. Helen Sloan/HBO

Daenerys Targaryen
Daenerys kemudian bertemu dengan Jon. Mereka sempat berciuman. Dan seakan-akan keadaan akan menjadi lebih baik. Seakan-akan semuanya akan kembali normal. Sampai akhirnya Jon teringat bahwa mereka mempunyai hubungan darah. Tidak seperti Daenerys yang "lumrah" dengan hubungan sedarah yang akhirnya menjadi kekasih, bagi Jon yang dibesarkan di Utara, hal ini sangat asing.

Dan di sinilah akhirnya kita melihat Daenerys mengusulkan proposalnya ke Jon. Jangan bilang ke siapapun kalau dia sebenarnya Aegon Targaryen. Jon kemudian mengatakan bahwa dia sama sekali tidak berminat untuk duduk di Iron Throne. Daenerys kemudian mengatakan argumen yang sangat baik: orang-orang tidak akan peduli dengan ini ketika mereka tahu informasi yang sebenarnya. Satu-satunya cara untuk Daenerys bisa duduk di Iron Throne adalah dengan Jon Snow diam. Tapi Jon Snow tidak bisa diam. Dia punya utang untuk mengatakan yang sesungguhnya ke Arya dan Sansa.

Jon Snow
Daenerys tidak membutuhkan waktu lama untuk meeting dan melakukan rencana penyerangan ke King's Landing. Dia tidak mau menunda sama sekali. Bahkan ketika Sansa bilang bahwa sebaiknya mereka perlu beristirahat sejenak karena pasukan yang ada baru saja melawan white walker, Daenerys tetap ngoyo dengan rencananya. Daenerys malah sempat bilang bahwa ini tandanya Winterfell mulai ingkar janji. Dengan cepat Jon Snow langsung mengatakan bahwa apapun yang Daenerys mau, Winterfell akan berikan.

Karena ini, Sansa dan Arya meminta Jon Snow untuk berbicara. Mereka bertanya kepada siapa Jon Snow berpihak. Jon Snow tentu saja galau karena dia sudah mengaku bahwa Daenerys adalah ratunya tapi dia juga mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat dengan Sansa dan Arya. Dan saat itulah dia meminta Arya dan Sansa berjanji untuk tidak memberi tahu siapa-siapa bahwa dia adalah Aegon Targaryen.

Sansa Stark
Sansa yang sekarang bukanlah Sansa yang kita kenal. Dia sudah melalui banyak hal. Karena itulah dia tidak menyesal ketika The Hound membahas soal masa lalu. Dan masa lalunya membuat Sansa menjadi kritis. Menjadi curigaan terhadap semua orang. Termasuk kepada Daenerys yang menurutnya tergesa-gesa dalam membuat keputusan. Jadi ketika Tyrion mendatanginya, bukan salah dia kalau dia akhirnya memberi tahu bahwa Jon Snow sebenarnya adalah pewaris Iron Throne yang resmi.
Game of Thrones: Gemuruh Sebelum BadaiFoto: DOK. Helen Sloan/HBO

Arya Stark
Arya membunuh Night King dan dia adalah pahlawan. Tapi dia tetap seorang Arya Stark. Yang memilih untuk nyepi sendirian daripada merayakan semua yang telah terjadi. Ketika Gendry melamarnya, Arya sempat terkejut. Tapi dia tahu, dia bukanlah perempuan yang Gendry inginkan. Arya Stark tidak akan mungkin settle untuk menjadi ibu rumah tangga. Keesokan paginya Arya naik kuda sendirian dan pergi ke King's Landing.

Jaime Lannister
Jaime dan Brienne adalah duo yang sudah lama ditunggu. Chemistry mereka sungguh baik dan tinggal menunggu waktu agar mereka bisa bersama-sama. Sepertinya ending yang baik bagi mereka. Tapi kebahagiaan ini tidak berakhir lama.

MENUJU KING'S LANDING

Tyrion Lannister
Tyrion dan Varys berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan dengan informasi bahwa Jon Snow adalah Aegon Targaryen. Tyrion masih ingin menyimpan rahasia ini rapat-rapat. Sementara Varys merasa bahwa ini adalah sebuah informasi. Dan ini akan segera menyebar. Dan ketika informasi ini menyebar, mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa. Bahkan ketika Jon Snow tidak mau untuk duduk di Iron Throne.

Kemudian mereka diserang. Ternyata Euron Greyjoy dan Golden Company sudah menanti mereka. Lengkap dengan panah raksasa yang ternyata bisa membunuh naga Daenerys, Rhaegal. Kapal-kapal mereka ambruk. Dan yang paling parah, Missandei diculik.
Game of Thrones: Gemuruh Sebelum BadaiFoto: DOK. Helen Sloan/HBO

Daenerys Targaryen
Daenerys ingin sekali membakar King's Landing keesokan harinya. Tapi Tyrion meminta agar Daenerys bersabar. Mungkin dia bisa meminta Cersei baik-baik. Dia tidak mau ada nyawa orang terluka gara-garanya. Daenerys setuju karena dia tahu apapun yang terjadi, hasilnya tidak akan baik.

Lord Varys
Lord Varys kemudian duduk di dekat Tyrion dan mengatakan hal yang ditakutkan oleh Tyrion: bahwa Jon Snow sepertinya akan menjadi pemimpin yang baik bagi Westeros. Tidak seperti Daenerys, Jon Snow sangat anteng dan 'gampang' untuk di-consult. Tyrion berkali-kali mengatakan bahwa ini namanya pengkhianatan.

KING'S LANDING

Cersei Lannister
Menjadi Cersei Lannister di episode ini adalah menjadi pemenang. Dia berdiri di atas benteng, memandang rendah ke arah Daenerys dan adiknya, Tyrion, dengan pasukan mereka yang sangat minimalis. Memang masih ada satu naga, Drogon, tapi kondisinya sudah sangat lemah berkat perang kemarin. Sementara itu, dia punya Missandei dan pasukan yang siap sedia menghancurkan Daenerys.

Tyrion mencoba keras untuk negosiasi dengannya. Tapi seperti yang kita tahu, Cersei bukanlah orang yang mudah untuk diajak bernegosiasi. Jika dia tahu apa yang dia mau, dia akan mendapatkan itu.

Dan akhirnya, di depan Daenerys (dan juga Grey Worm), Missandei kehilangan kepalanya. Yang tentu saja memberi bahan bakar Daenerys untuk membakar King's Landing. Kurang dua episode lagi dan Game of Thrones masih tetap membuat kita semua deg-degan. Sepertinya akan terjadi perang heboh minggu depan.
Game of Thrones: Gemuruh Sebelum BadaiFoto: DOK. Helen Sloan/HBO

BEST PLAYER OF THE WEEK: Tyrion Lannister dan Jon Snow (seri)
WORST PLAYER OF THE WEEK: Daenerys Targaryen
THE BAD MOVE OF THE WEEK: Daenerys Targaryen
THE BITTERSWEET MOMENT OF THE WEEK: Gendry melamar Arya Stark
THE MOST TENSION SCENE OF THE WEEK: Daenerys Targaryen dan Jon Snow
RUNNER UP THE MOST TENSION SCENE OF THE WEEK: Tyrion Lannister dan Lord Varys
REST IN PEACE
Missandei, Rhaegal the Dragon

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

(nu2/nu2)

Hide Ads