"Untuk ketiga kalinya kurator Venice Art Biennale memilih seniman Indonesia di paviliun internasional. Sudah 2 tahun momen ini terjadi, sebelumnya ada arsitek Andra Martin yang diundang Venice Architecture Biennale 2018," tutur Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Pesik, saat jumpa pers di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019).
Untuk pelaku industri kreatif bidang seni, Ricky menyebutkan sebelumnya pernah terjadi di tahun 1958 silam. Ada maestro seni lukis Indonesia Affandi yang diundang ke Venice Art Biennale dan menorehkan prestasi internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seniman asal Yogyakarta Handiwirman itu bakal memajang karya di dua lokasi berbeda. Pertama karya tunggal di Paviliun Internasional dan proyek kolaborasi di Paviliun Indonesia.
Handiwirman Saputra dikenal sebagai perupa kontemporer. Bersama empat orang rekannya yaitu Jumaldi Alfi, Rudi Mantofani, Yunizar, dan Yusra Martunus, ia tergabung dalam Kelompok Seni Rupa Jendela di Yogyakarta.
"Kehadiran karya anak bangsa di Venesia menjadi cara yang cukup efektif menampilkan wajah Indonesia di seni rupa kontemporer. Karena Venice Art Biennale ini eksposurnya tinggi, biennale paling tua dan paling banyak dikunjungi oleh 20 juta pengunjung per tahun dan 8 juta-nya mengunjungi Venice Art Biennale," tukasnya.