Berbagai ruang ditampilkan sang seniman. Ada tembok hitam legam setinggi 5 meter di depan fasad bangunan, ada jejak religi seperti berada di dalam gereja dengan suasana temaram, ada kolam yang tenang, dan karya-karya lainnya.
Sebagian besar karya-karya yang dihadirkan pria yang akrab disapa Hendra terpengaruh oleh pelukis barok Italia, Caravaggio. Dia pun mengajak para pengunjung untuk menyelami berbagai makna dan pengaruhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau perjalanan kekaryaan saya memang suka teknik chiaroscuro. Saya juga suka karya-karya Rembrandt, semuanya itu mengendap. Kadang tidak langsung saya bikin juga," kata Pramuhendra ketika diwawancarai, belum lama ini.
![]() |
Teknik chiaroscuro dalam bahasa Italia berarti gelap-terang. Atau juga bisa diartikan menjadi kontras antara cahaya dan bayangan dalam suatu karya seni.
Setelah 10 tahun berkarya, Pramuhendra baru mengaplikasikan teknik chiaroscuro ke dalam karya-karyanya.
"Secara teknisnya memang itu adalah teknik, tapi chiaroscuro juga bisa dibilang budayanya juga. Saya sengaja memang membawa chiaroscuro dalam karya saya," lanjutnya lagi.
Gara-gara teknik gelap-terang yang dipakai oleh Pramuhendra, karya instalasi maupun lukisannya menimbulkan kesan dramatik. "Seri ini iya semuanya dikonstruksi ulang dari pengaruh Caravaggio," tukas dia.
Belasan karya JA Pramuhendra masih bisa dilihat di Galeri Nasional Indonesia hingga 7 April mendatang.
(tia/nu2)