Ceritanya Uut hendak ingin ke Surabaya dan meminta Edi Herwanto untuk menjemputnya. Saat ditelepon, istri polisi itu mendadak ditinggalkan pesan untuk menjaga adik-adiknya oleh ayahnya.
"Jadi gini kronologisnya yang pertama, saya sudah telepon-teleponan kan sama papi. 'Pi, nanti saya mau ke Surabaya nanti jemput saya'. Terus akhirnya beliau bilang sama saya kan telepon 'Nak, nanti kalau papi nggak ada, pokoknya kamu harus jaga adik kamu'. Beliau sudah pesan gitu. Terus 'yang sabar, jangan lupakan salat, semuanya, puasa' beliau mengajarkan begitu ke saya," ujarnya dalam sambungan telepon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uut Permatasari tak merasa ucapan ayahnya itu sebuah firasat akan ditinggal selamanya. Ketika itu, dia langsung dihubungi keluarganya soal kecelakaan yang menimpa Edi Herwanto.
"Itu ngomongnya belum ada firasat. Sehat papi saya nggak sakit. Terus saya dikabarin, papi kecelakaan. Saya pikir masih selamat," tuturnya.
Video: Uut Permatasari Bawa Kasus Kecelakaan Ayahnya ke Ranah Hukum
Ayah Uut Permatasari ditabrak oleh seorang anak muda yang mengendarai motor dengan cepat. Nyawanya tak tertolong karena kehabisan darah dari peristiwa itu.
"Saya tuh bingungnya tuh papi nggak pernah sakit, tiba-tiba ditabrak motor kencang banget yang bawa anak muda. Papi saya habis salat subuh hari Sabtu itu, masih pakai sarung, masih pakai (baju) kokoh, biasanya salat subuh di musala, habis itu pulang ambil motor. Jalan kaki ke musala samping rumah, ambil motornya terus papiku jalan, nggak tahu mau ngambil obat atau apa gitu. Habis itu ditabrak setengah tujuh nggak ada papiku. Habis darahnya," kata Uut.
(mau/doc)