Peristiwa yang terjadi terhadap karyanya bukan satu atau dua kali. Nyoman menyebutkan sebelumnya ada patung ikan Pangandaran yang dirobohkan oleh pemerintah setempat dua tahun lalu. Di tahun yang sama, ada juga patung 'Tiga Mojang' di Bekasi yang juga dirobohkan.
"Ya beginilah ya namanya juga kita pematung. Bikin patung nggak segampang itu dan butuh waktu bertahun-tahun dengan melibatkan segala macem, ya tiba-tiba kondisi gitu. Ya, miris," ujarnya saat dihubungi detikHOT, Jumat (18/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak yang merobohkan, menghancurkan, maupun menjarah patung tersebut diakui Nyoman bisa dengan mudahnya dihancurkan. "Itu sebenarnya salah satu penghinaan juga. Perasaan seperti apa yah, kita kan maksudnya baik membangun keindahan, padahal ide dan bakat seni itu dari Tuhan, tapi kok ada yang melawan kehendak Tuhan," jelas Nyoman lirih.
Dia mengibaratkan perasaannya seperti seseorang yang memberikan kado dengan tulus, tapi kadonya justru ditolak. Namun, ia menegaskan dirinya tidak boleh larut karena persoalan penjarahan patung 'Anugrah' di Tapanuli Tengah tersebut.
Nyoman akan terus berkarya dan membuat patung.
"Ini anugerah yang diberikan Tuhan kepada saya, saya harus kembangkan dan mudah-mudahan bisa membanggakan bangsa. GWK saja saya berjuang 28 tahun, gimana saya nggak bangga baru jadi ditonton 170 negara," tukas Nyoman Nuarta.
(tia/ken)