Akan tetapi ide kolaborasi tersebut baru terpikirkan saat tawaran dari Ernest Prakasa selaku sutradara 'Milly & Mamet' datang. Sebuah lagu berjudul 'Luruh' pun menjadi hasil dari kolaborasi tersebut.
"Jadi awalnya murni ajakan Ernest untuk mengisi soundtrack 'Milly & Mamet'. Kami memang bukan pengisi soundtrack utama, kami mengisi untuk bagian titik terendah. Jadi Ernest tertarik melihat Rara, ini adek-kakak kenapa nggak diduetin sih," buka Isyana sambil mengenal awal mula proyek duet mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemui di kantor Sony Music Indonesia, Semanggi, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/1/2019), Rara Sekar dan Isyana tampak semringah bercerita mengenai proses dibuatnya lagu tersebut.
"Karena dia (Rara) kan spesialis lagu-lagu balada nelangsa, kami langsung dikirimin naskahnya sama Ernest," kata Isyana lagi.
Mulailah keduanya menggarap lagu tersebut. Hal pertama yang dilakukan oleh keduanya adalah mencari referensi serta membuat bagan suasana lagu yang mereka sebut mood board.
"Kami dikasih script, terus karena waktunya sedikit, kami kerja dari script itu saja sih. Tapi sebenarnya pada proses pengerjaannya, ya ini film, tapi harus berangkat dari pengalaman pribadi juga. Akhirnya kami refleksi, bagaimana rasanya kita ketika berada di tiitk rendah," urai Rara.
Menurut mantan personel Banda Neira itu, ia dan sang adik langsung sepakat untuk membuat lagu yang minimalis. Beberapa referensi berangkat dari soundtrack film 'Her' (2013).
"Referensi aku tuh original soundtracknya 'Her'. Yang minimalis, liriknya juga nggak banyak. Aku sih pribadi suka ya lirik yang minimalis, kalau dapet rasanya kaya tepat menyentuh buat diriku sendiri sih," tutur Rara.
Dalam penggarapan lagunya, mereka dibantu oleh Aldi Nada Permana untuk mengisi string. Kepada Aldi, keduanya mengatakan bahwa mereka menginginkan sesi string yang menyerupai 'Mukadimah' dari Dewa 19 dan yang ada dalam lagu-lagu Nick Drake.
"Tapi dia bisa ngebayangin apa yang kami mau," ujar Rara sambil tertawa.
Rupanya setelah lagu rampung, tak lantas tugas mereka selesai. Ternyata lagu yang mereka garap memiliki durasi yang tidak sesuai dengan durasi adegan dalam film dimana lagu itu akan diputar.
"Kami baru dapat potongan scene-nya setelah lagunya jadi dan itu yang agak menantang sebenernya. Karena itu lagunya yang kami bikin terlalu panjang untuk scene-nya. Potongannya tuh kurang pas jadi pada akhirnya kita harus nambahin satu bagan lagi," kisah Rara.
Bagian yang ditambahkan tersebut adalah bagian reff dengan lirik, "Di dalam pusaranmu // Adakah ruang untuk // Kau dan aku mengarung // Mencari titik temu."
Merasa senang mendapati 'Luruh' mendapat sambutan yang sukses dan diterima dengan baik oleh penggemar keduanya, baik Isyana maupun Rara mengaku belum terpikir untuk melanjutkan kolaborasi mereka lagi.
"Nggak ada sih, nggak kepikiran. Kayanya hal-hal yang kurang organik, yang kaya dipaksa tuh kayanya nggak kami banget. Kami ingin kalau memang ada karyanya tiba-tiba ya lahir ya sudah itu saja. Karena 'Luruh' pun sebenernya sangat mengalir sih. Mungkin (kalau berduet bersama lagi) bentuk kolaborasinya bakal berbeda lagi ya bunyinya," terang Rara.
(srs/ken)