Penayangan film yang diadaptasi dari novel Leila S.Chudori dengan judul yang sama itu dihadari oleh ratusan penonton. Mereka memadati kawasan Taman Baca, Festival Hub sebagai lokasi utama dari penyelenggaraan UWRF tahun ini.
Usai pemutaran, sesi diskusi pun berlangsung. Penulis Leila S.Chudori menjelaskan project film yang dibuat bertepatan dengan momen peluncuran novel. "Kami ingin peluncuran yang tak biasa, maka bekerjasama dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo untuk membuat film pendek ini," kata Leila membuka diskusi, Jumat (26/10/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Isu yang berkaitan dengan sejarah kelam Indonesia itu diakui sebagai isu sensitif yang diangkat namun tak hanya peristiwa 1998 yang diceritakan.
"Isunya tentang kehilangan dan tidak hanya isu tentang '98. Ada kesedihan dan kehilangan yang universal. Saya merasa cukup dekat dengan ini dan saya pernah ngomong hanya akan membuat film yang sifatnya personal. Saya ditawari Mas Wisnu, waktunya yang menyatukan kita. Sehingga kenapa tidak, saya melihatnya dari perspektif secara visual," ujar Pritagita Arianegara.
Produser Gita Fara pun menuturkan 'Laut Bercerita' menjadi film yang penting bagi generasi masa kini.
"Ini kan sejarah Indonesia yang jarang diperbincangkan. Kita melihat di film, ada banyak perempuan yang memakai payung hitam dan mereka berbagi ceritanya setiap Kamis selama 11 tahun ini," tutur Gita.
"Semua yang bekerja dalam tim ini memiliki spirit yang sama. Inilah tantangan terbesar kami," pungkasnya. (tia/dar)