Galih Okta menjadi sutradara di balik penggarapan videonya.
"Sebenernya aku memilih (di tempat) yang dekat dari Jakarta tadinya, tapi nggak dapet. Terus pas kami cari referensi-referensi lain, ternyata Belitung kaya seru juga. Nggak terlalu jauh juga, jadilah kami ke Belitung dan tiga hari syuting," cerita Fatin pada detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Aku memang inginnya aku tuh nggak terlalu yang nyanyi, atau mereka shoot-nya yang beauty banget, aku nggak ingin yang kaya gitu," tutur Fatin kepada detikHOT.
"Aku inginnya kalau ngelihat tempat duduk, tempat duduknya kosong. Terus ngelihat betapa ombak nyentuh pasir itu sebenernya indah tapi sedih juga, memang inginnya lebih ke arah situ. Kalian ngerasain hampa tapi ngerasain indahnya," paparnya lagi.
Lewat video klipnya, Fatin ingin menyampaikan berkawan dengan sepi tak selamanya menyiksa. Justru hal itu bisa dinikmati.
"Ketika kita sendiri dan hampa terus dikelilingi sama situasi yang kaya gitu tuh menurut aku jadi anugerah aja untuk diri, jadi evaluasi apa yang selama ini aku buat, terus ke depannya mau kemana lagi, adi lebih berpikir," jelasnya.
Pengalaman Seru
Selama syuting di Belitung, Fatin juga bercerita mengenai pengalamannya. Ada beberapa momen seru saat ia melakukan pengambilan gambar di sana.
"Jadi di sana ada batu yang besar banget. Kita yang kayak, 'Keren tuh kalau ambil gambar di situ'. Jadi kayak aku duduk di batu itu terus diambil gambar dari jauh gitu. Tapi gak mungkin karena batunya besar banget. Terus kita lihat-lihatan, 'mungkin!'," kisahnya.
Di klipnya, Fatin juga tampak asyik menikmati pemandangan di atas ayunan. Ternyata, ada perjuangan di balik scene itu.
"Ayunannya tinggi banget, kayak mungkin sekepalaku gitu. Aku sampai digendong," paparnya.
"Tapi nggak kelihatan kan? Keren kan?" tanya Fatin menutup perbincangan.
(srs/dar)