Judul yang memiliki plesetan dari semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' itu menceritakan mengenai beragam rasa cinta di dunia khususnya kepada bangsa Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam buku puisi ada satu karya yang mengungkapkan bahaya hoaks. "Bahaya hoaks ini termasuk sejarah fiksi atau sejarah yang difiksikan karena seleran penguasa. Kalau sejarah itu membela kebenaran," kata pria yang akrab disapa Kang Maman.
Ia menyebutkan orang Indonesia itu paling cerewet di antara warga negara lainnya yang ada di dunia. Khususnya Jakarta dan Bekasi yang bisa berkicau sebanyak 15 kali per detik.
"Kalau hoaks terus muncul, ada kebohongan yang terus menerus berulang," kata Kang Maman.
Buku yang memuat sekitar 90an puisi itu juga memuat puisi terhadap gurunya Sapardi Djoko Damono yang berjudul 'Sontoloyo'. (tia/kmb)