Di Balik Lukisan 'Girl with a Pearl Earring' dari Abad ke-17

Di Balik Lukisan 'Girl with a Pearl Earring' dari Abad ke-17

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 19 Sep 2018 17:12 WIB
Di Balik Lukisan 'Girl with a Pearl Earring' dari Abad ke-17 Foto: Istimewa
Jakarta - Cerita mengenai lukisan dari abad ke-17 dan 18 tak pernah berakhir. Salah satunya adalah lukisan 'Girl with a Pearl Earring' karya Johannes Vermeer yang berada di Zaman Keemasan Belanda.

Dikenal sebagai lukisan 'Mona Lisa of the North, lukisan ini mewakili salah satu lukisan Belanda terbaik. Meski sampai sekarang, lukisannya diselimuti misteri yang paling disukai pecinta seni.

Berikut fakta-fakta di balik lukisan 'Girl with a Pearl Earring':

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Lukisan Terbaik Johannes Vermeer

Johannes Vermeer melukis 'Girl with a Pearl Earring' sekitar tahun 1665. Ini adalah salah satu dari 35 lukisan yang sukses semasa hidupnya. Bersama dengan lukisan lainnya 'The Milkmaid', lukisan ini adalah karya Vermeer yang paling terkenal.



"Entah bagaimana Vermeer berhasil menghilang setelah menyelesaikan lukisan 'Girl with a Pearl Earring'," ujar kritikus seni Michael Kimmelman dilansir dari My Modern Met.

2. Misteri Perempuan dalam Lukisan

Sampai sekarang tidak diketahui perempuan yang ada di lukisan tersebut. Sejarawan seni Arthur K.Wheelock dan Ben Bross menjelaskan sosok perempuan muda yang duduk menghadap latar belakang gelap itu tidak diketahui identitasnya.

Penggambarannya memiliki karakteristik potret klasik atau tronie. Istilah ini populer di Zaman Keemasan Belanda, tronie adalah lukisan individu yang dimaksudkan sebagai penelitian dan seniman sering menggambarkannya dalam pakaian yang 'eksotis'.

3. Teknik Cahaya

Vermeer dikenal sebagai pelukis yang menciptakan kontuk dan bentuk yang menonjolkan cahaya ketimbang garis. Kedekatan khas ini jelas ada di wajah perempuan tersebut. Untuk mencapai estetika ini, Vermeer mengikuti teknik empat langkah yang populer di kalangan seniman abad ke-17.

Pertama, ia membuat gambar awal di kanvas. Lalu menciptakan underpainting monokromatis, teknik yang dikenal sebagai pewarnaan mati. Selanjutnya, ia menambahkan warna. Lalu mengaplikasikan lapisan tipis berglasir ke bagian-bagian tertentu dari lukisan.

Penelitian terbaru mengungkap ada bagian biru di turban dan seluruh latar belakangnya yang menjadi hijau tua.

(tia/dar)

Hide Ads