Agustus, FX Harsono Segera Pameran Tunggal di Singapura

Agustus, FX Harsono Segera Pameran Tunggal di Singapura

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 24 Jul 2018 15:30 WIB
Agustus, FX Harsono Segera Gelar Pameran Tunggal di Singapura Foto: Sullivan + Strumpf Singapore
Jakarta - FX Harsono segera menggelar pameran tunggal di Sullivan + Strumpf Singapura pada Agustus mendatang. Pameran yang menghadirkan project besar sang seniman itu dibuka pada 25 Agustus dan berlangsung hingga 23 September 2018.

Sejak lama FX Harsono menyelidiki mengenai genosida dan kuburan massal etnis Tionghoa di Jawa dari periode 1947 sampai 1949. Sebagian besar karyanya akan menampilkan peristiwa besar tersebut bersama dengan dua karya instalasi berskala besar.

Project FX Harsono bermula dari penemuan foto dokumenter yang diambil ayah sang seniman pada 1950-an. Kemudian, ia bertemu dengan beberapa orang yang selamat dan mengunjungi kuburan massal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Setiap tahunnya pada tanggal 5 April, keluarga dan korban penindasan terhadap etnis Tionghoa memperingati acara tersebut dalam peringatan yang disebut Ching Ming. Sejak 2009 pun, FX Harsono aktif menyuarakan kepada mereka yang tak bisa bicara.

Dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, sejarah juga mencatat saat-saat kehilangan dan kejatuhan yang lebih gelap.

"Seringkali para korban penganiayaan merasa sulit untuk berbagi rasa sakit mereka dengan keturunan atau mendiskusikan sejarah yang terjadi. Mengungkapkan kebenaran seperti membuka luka lama," ujar peraih Joseph Balestier Award untuk Kebebasan Seni pada 2015.

Dua karya berskala besar ciptaannya yakni 'The Light of Spirit' (2016) yang berfungsi menjadi monumen peringatan. Serta 'Memorandum of Insumane Act No.3 (2017) yang menggabungkan gambar ukuran massal serta deklarasi dan protes yang tercantum dalam buku 'Memorandum'.



Melalui pameran ini, dia berharap rakyat Indonesia bisa mengetahui kejadian sebenarnya dari peristiwa penindasan etnis Tionghoa. "Saya tidak pernah berniat untuk menyalahkan orang lain. Ini adalah panggilan ke semua orang untuk menerima kebenaran sejarah dan akan menjadikan kita sebagai bangsa yang kuat," pungkasnya.


(tia/dal)

Hide Ads