Di pameran tunggal yang kedua, Naufal memamerkan 13 karya seni di antaranya adalah lukisan, scuplture-painting, dan fotografi. Di beberapa karya, teknik dan medium makin dimantapkan Naufal. Contohnya lukisan 'Fight for Love?' yang digarapnya selama setahun.
"Saya suka mainkan kanvas dengan bentuk yang tak biasa, ada yang kecil, segitiga, atau bentuk kanvas lainnya. Nah sebelumnya kepikiran pakai engsel pintu, saya pakai lem. Kayak gini nih," tunjuk Naufal sambil menjelaskan karyanya di d'Gallerie Jakarta, Kamis (24/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di karya yang disebut pria kelahiran Bandung 1993 silam sebagai scuplture-painting, ia menaruh lukisan di atas kasur rumah sakit. Didominasi warna biru tua, lukisannya menampilkan sosok pria sakit yang mengenakan pakaian bermerk Prada dan ingin eksis di media sosial tapi telepon selulernya mati.
"Ini juga eksplorasi saya yang lebih jauh lagi. Sederhananya orang menyebut sebagai karya instalasi tapi ini scuplture-painting yang nggak biasa. Banyak pengunjung yang suka dan berpose di sini," kata Naufal.
Selain itu eksplorasinya yang berbeda ketimbang eksibisi solo perdana di Singapura beberapa waktu lalu adalah dari segi warna. Meski banyak warna yang dipakai dan tampak meriah, namun kali ini ia menguranginya.
"Kelihatan kan nggak terlalu meriah banget. Warnanya banyak tapi sekarang nggak semeriah dulu," pungkas Naufal.
Ke-13 karya Naufal dalam pameran tunggal kedua berjudul 'The World of Entertainment' masih bisa dilihat di d'Gallerie Jakarta sampai akhir bulan ini.
(dal/dal)