"Di sanggar Pratiwi. Beda kami 10 tahun, dia seusia Teguh Karya. Jadi guru saya. Saya kan anak kecil waktu itu, masih baru semester 1 jadi bandel saya dia lihat. Istilahnya nda suka patokan, ngawur, ini anak ngawur banget, itu namanya Slamet Rahardjo. Main lenong gaya jowo, main ketoprakan gaya lenong. Slamet itu ngawur. Ingin jadi aktor dan nggak cuma ingin, dia belajar. Dia mempelajari keaktoran di sanggar Pratiwi, lama sekali. Dia memimpin kelompok kreatif yang membuat acara-acara televisi," buka Slamet Rahardjo di rumah duka Deddy, Puri Flamboyant, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/4/2018).
Bintang film 'Laskar Pelangi' itu sudah banyak kenangan terhadap almarhum Deddy Sutomo. Kenangan itu pun tak luntur dari ingatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slamet juga tak memiliki firasat atas kepergian Deddy Sutomo. Malah, ia sempat bertemu di acara film saat itu kondisi Deddy sehat-sehat saja. Namun kepergian Deddy dianggap Slamet hebat karena anak-anaknya menganggap mendiang Deddy adalah orang yang baik.
"Sebelumnya saya ketemu di acara perfilman, ndak ada tanda-tanda sakit cuma dia kelihatan lelah. Tapi ndak ada indikasi bahwa dia sakit. Saya baru tahu kalau dia mengidap jantung. Saya bukan dukun, saya ndak punya firasat, tapi saya percaya orang pasti mati kok, keniscayaan kematian itu. Cuma yang paling penting itu satu, mati sebagai apa? Sebagai orang hebat begini kan hebat dong. Keluarganya luar biasa, mati sebagai penjahat ndak enak lho, mati dimaki satu negara ndak enak, ini mati dengan terhormat, diakui oleh keluarganya dia bapak yang baik, jarang. Belum tentu seorang bapak diakui oleh anak-anaknya sebagai bapak yang baik belum tentu," ceritanya.
"Jadi kalau macan mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading. Sutomo meninggalkan kita bagi kita adalah kerja dengan kreatif. Kalau kamu ingin jadi aktor bukan meminta, kejar, belajar," tutup Slamet.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui sosok Deddy di mata para artis di sini:
[Gambas:Video 20detik] (fbr/mau)