Penggagas film, Ning Hening Yulia, sebelumnya telah menulis buku biografi berjudul 'Waldjinah Sang Maestro'. Film akan disadur dari buku tersebut.
Ning mengatakan film akan lebih banyak berisi perjuangan Waldjinah dalam mempertahankan dan mengembangkan musik keroncong. Selain itu, akan banyak sisi lain Waldjinah yang ditonjolkan dalam film.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pembuatan film, Ning akan menggandeng sutradara Rako Prijanto. Namun dia masih mencari produser untuk film itu.
Menurutnya, konsistensi Waldjinah patut ditiru anak-anak muda. Di tengah derasnya musik campursari dan dangdut yang menguasai pasar saat itu, Waldjinah memilih bertahan dengan musik keroncong.
"Pesan film ini adalah konsistensi ibu Waldjinah bertahan dalam gerusan musik-musik campursari dan dangdut yang lebih menjanjikan," tuturnya.
Sementara, Waldjinah mengaku belum mengetahui konsep film yang menceritakan dirinya. Namun dia sangat mengapresiasi langkah Ning dan kawan-kawan dalam membuat film.
"Keroncong ini tidak boleh mati. Anak-anak kita tidak boleh lupa dengan keroncong, karena keroncong ini asli Indonesia," kata musisi berusia 72 tahun itu.
FX Hadi Rudyatmo mengaku mendukung dengan diproduksinya film Waldjinah. Hal tersebut sejalan dengan keinginannya mempertahankan keroncong di era modern.
"Sangat mendukung. Apalagi pemkot kan memang ingin melestarikan keroncong, terutama di Solo," tutupnya. (dar/dar)