"Film aslinya juga ada dua bagian, yang versi baru ini kita set up-nya juga dua bagian. Ini film pertama saya yang langsung syuting untuk dua judul sekaligus,'' ujar Hanung.
Tak cuma untuk dua babak, ini juga film pertama Hanung yang dibuat semi musikal. Sedikit rumit karena ada beberapa bagian yang dianggapnya berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanung memang bisa dengan sangat mudah membuat adegan drama yang menimbulkan decak kagum penonton. Namun kali ini tentu saja sangat berbeda.
"Karena tidak semudah saya membuat adegan drama, membuat penonton tertawa, menangis. Tapi ini harus berakting dengan musik dan tari itu memang belum biasa. PR perfilman Indonesia masih banyak selain aktor juga dancer," bebernya.
Memang dalam film garapanya itu, Hanung tak mengarahkan aktor saja tapi juga para dancer.
"Kalau ingin membuat film musikal dancer di sini cenderung tampil sekali event, sementara untuk film mereka harus mengulang mengulang mengulang. Misal saya pengin ambil endingnya saja atau langsung bagian tengah, jadi diulang dan mereka belum terbiasa. Jadi harus meyakinkan dancer untuk, ayo lagi. Itu nggak mudah. Beda kalau misal sama Reza atau aktor lain udah sadar mindsetnya untuk take berkali-kali. Kalau dancer belum terbiasa. Bisa jadi syuting satu hari untuk adegan dua menit," pungkasnya.
(fbr/nu2)