Sukses menjadi tamu kehormatan di ajang Frankfurt Book Fair 2015 lalu, Indonesia kembali unjuk gigi di pameran buku internasional. Lewat ajang London Book Fair 2019, Indonesia akan menjadi market focus atau fokus pasar di eksibisi buku yang tertutup bagi publik tersebut.
"Di tahun 2019 nanti, Indonesia sudah menyepakati dengan London Book Fair kalau akan menjadi fokus pasar," ujar Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Pesik saat mengisi sambutan di bincang santai bersama Komite Buku Nasional (KBN) di Dia.Lo.Gue Artspace, Selasa (13/2/2018) malam.
Bekraf sebagai institusi resmi pemerintah tak akan bekerja sendirian. Namun bakal kerjasama dengan KBN dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
"Di LBF itu kalau jadi market fokus kontraknya tiga tahun. Setahun sebelumnya menyiapkan, tahun penyelenggaraan, dan setahun setelahnya. Selama tiga tahun akan dipantau bersama," tutur Ricky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di FBF itu kan sarat dengan program budaya, kesenian tradisional Indonesia, atau acara kuliner. Nanti tidak akan seperti itu, London Book Fair itu tertutup buat publik selama tiga hari. Orang yang datang ke situ murni berdagang, buat bisnis, jual-beli rights atau hak cipta. Karena LBF itu perdagangan rights judul buku," tukas Laura.