Ada apa saja acara selama akhir pekan panjang? Mulai dari ajang dua tahunan Jakarta Biennale 2017 di Gudang Sarinah Ekosistem (GSE) Jalan Pancoran Timur sampai pameran retrospektif Made Wianta di Ciptadana Art Space.
Intip acara-acara artsy berikut ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jakarta Biennale masih berlangsung sampai 10 Desember mendatang. Pameran seni dua tahunan itu menghadirkan 51 seniman lokal dan mancanegara. Berbeda dengan perhelatan sebelumnya, Jakarta Biennale kali ini berlangsung di tiga lokasi berbeda.
Lokasi utama adalah Gudang Sarinah Ekosistem (GSE) yang berada di Jalan Pancoran Timur. Lokasi kedua dan ketiga yakni Museum Fatahillah serta Museum Seni Rupa dan Keramik di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Sebanyak 51 seniman dipilih oleh tim kurator yang terdiri dari Annisa Gultom dan Hendro Wiyanto asal Jakarta, Phillippe Pirotte (Frankfurt), dan Vit Havranek (Praha).
Sepanjang satu hall Gudang Sarinah Ekosistem (GSE) diisi oleh karya seni yang keren dan pastinya sesuai dengan tema 'Jiwa' yang diusung Jakarta Biennale.
Butet Kartaredjasa Gelar Pameran Tunggal 'Goro-goro Bhinneka Keramik'
![]() |
Siapa yang tak kenal nama Butet Kartaredjasa. Seniman serba bisa yang menggagas program Indonesia Kita dan lebih dikenal lewat aktor monolog 'Sentilan Sentilun' itu menggelar pameran tunggal perdana yang diberi judul 'Goro-goro Bhinneka Keramik'.
Ada 138 karya yang dipamerkan di Gedung A Galeri Nasional Indonesia yang sebagian besar berbahan keramik. Karyanya dipadukan dengan pelat besi, bidang kayu, dan lain-lain.
Lewat ratusan karya tersebut, Butet menyinggung permasalahan sosial, politik, budaya, serta keagamaan. Ada figur Gus Dur, Jokowi, Buddha, maupun sosok Yesus Kristus, tokoh-tokoh Panakawan, gambar gunung dalam nuansa montase, fragmen ornamental, dekoratif, dan lain-lain.
Kedubes Meksiko Gelar Pameran 'Geographies'
![]() |
Kedutaan Besar Meksiko bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran 'Geographies'. Eksibisi tersebut mengungkapkan seluk beluk seni kontemporer Meksiko.
Pameran kolektif ini menyajikan karya seni dari empat seniman kenamaan. Mereka adalah Betsabeé Romero (karya instalasi), María José de la Macorra (karya instalasi), Enrique Rosas (seni digital), dan Alfredo de Stefano(fotografi). Pameran berlangsung untuk umum mulai 30 November sampai 11 Desember 2017.
Pameran tunggal Eddie Hara di NADI Gallery
![]() |
Eddie Hara kembali ke Jakarta untuk menggelar pameran tunggal bulan ini. Berjudul 'Sweet (&Sour!) Sixty', eksibisinya dibuka pada Selasa (28/11) malam di NADI Gallery, kawasan Puri Indah, Jakarta Barat dan bakal berlangsung hingga 15 Desember 2017.
Pameran retrospektif Made Wianta 'Run for Wianta'
![]() |
2017 menjadi momen perayaan 350 tahun perjanjian Breda yang disepakati pada 1667 silam. Seniman asal Tabanan, Bali, Made Wianta turut merayakan sengketa panjang antara Belanda dan Inggris dalam pameran retrospektif berjudul 'Run for Manhattan'.
Eksibisi yang dikuratori oleh Emmo Italiaander itu dibuka untuk umum pada 24 November itu memanjang 44 karya di Gedung Plaza Asia, Ciptadana Center, Jakarta. Karya di pameran tersebut menampilkan delapan period sepanjang kekaryaan Made Wianta.
(tia/doc)