"Pembuat film ingin menghasilkan uang dengan cara apapun, bahkan dengan mendistorsi fakta sejarah dan mengutak-atik kebanggaan nasional," kata sekretaris jenderal nasional Akhil Bharatiya Itihas Sankalan Yojana (ABISY) Balmukund Pandey.
Ia berbicara di sebuah konferensi yang khusus membicarakan 'Rani Padmavati' di New Delhi. ABISY memang bekerja terkait dengan sejarah dan budaya kuno India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pandey mengatakan bahwa masalah tersebut tak dapat dipecahkan hanya dengan menunjuk film tersebut kepada orang terpilih, dalam hal ini badan sensor. Tapi ia menganggap ini lebih besar karena menyangkut kebanggaan nasional.
Film yang dibintangi Deepika Padukone, Shahid Kapoor dan Ranveer Singh itu menunda perilisan mereka yang dijadwalkan pada 1 Desember. Banyak kelompok Rajput yang menentang film itu, menuduh bahwa ada adegan romantis antara Padmavati dan Alauddin Khilji.
Organisasi Karni Sena telah menentang perilisan drama tersebut. Mereka mengklaim bahwa film itu menggambarkan ratu Rajput dengan kondisi buruk.
Negara-negara yang diperintah BJP seperti Rajasthan, Uttar Pradesh dan Madhya Pradesh telah menyatakan keberatan untuk merilis film tersebut.
Padahal menurut berbagai sumber, 'Padmavati' disebut menelan budget hingga Rs 140 crores atau setara dengan Rp 293 miliar. Demi bisa menggarap kisah epik tentang sosok Rani Padmavati ini, ada dua rumah produksi besar yang bergabung di dalamnya.
(nu2/doc)