Melalui seni pula, Hana melakukan penyembuhan atau terapi. Dengan menggambar secara iseng atau doodle, karyanya kini telah dikenal ke penjuru Indonesia.
Bertahun-tahun mengalami bipolar dan mengaku kondisinya parah saat itu, bagaimana cara Hana mengatasinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imajinasi liar serta halusinasi tersebut Hana coba salurkan lewat menggambar. "Sayang banget kalau didiemkan, harus disalurkan."
Menurutnya pula, seni sekarang tak hanya sebagai penyembuhan. Namun telah berubah fungsi menjadi ajang apresiasi.
![]() |
"Gue nggak mau stuck hanya di persoalan terapi tapi pingin step by step melangkah lebih lanjut, yang penting konsisten. Biar orang bisa nikmati karya seni gue. Elu nggak mesti sekolah seni kok buat dibilang seniman. Selagi punya karya, ya ikutan pameran," lanjut Hana.
Setelah mengikut pameran kolektif 'Artotel Week', rencananya Hana juga ingin menggelar sebuah eksibisi solo. Tak hanya menampilkan doodle-doodle ciptaannya saja, tapi juga patung berskala besar yang memuat karakternya.
Dia berharap agar publik khususnya pecinta seni dapat mengapresiasi karya-karyanya. "Terserah mereka mau menginterpretasikan karya gue kayak apa. Gue butuh apresiasi karya-karya gue," pungkasnya.
Baca juga: Arti Doodle Hana Madness yang Penuh Warna |