"Di buku lebih lengkap dari film. Buat apa gue nulis buku, kalau isinya sama," ujar Soleh Solihun tertawa ketika mengunjungi kantor detikHOT, belum lama ini.
Pria yang juga berprofesi sebagai stand up comedian itu mengungkapkan kalau versi film lebih banyak menceritakan di dekade 1999. Namun, versi biografi dibuatkan periodisasi setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski menulisnya secara periodisasi, Soleh mengaku tetap harus memangkas puluhan halaman untuk bukunya. Hal tersebut yang diakuinya lumayan menantang.
"Dari 700 halaman, saya edit sampai 300-an halaman," tutup Soleh Solihun. (tia/mah)