Tur jalan kaki dimulai dari RSCM yang merupakan lokasi meninggalnya Chairil, lalu ke Bioskop Metropole tempat Chairil biasa menonton bioskop, Stasiun Cikini sebagai salah satu lokasi yang menginspirasi sajak-sajaknya, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM). Tur berakhir di makam Chairil yang terletak di TPU Karet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Happy Salma mengatakan acara kegiatan ini ingin mengapresiasi karya-karya Chairil.
"Kami mendatangi lokasi yang biasa didatangi Chairil dan yang menginspirasinya. Seperti yang tadi di depan Universitas Bung Karno (UBK) sajaknya Chairil ternyata memicu sebuah lukisan dibuat. Di Stasiun Cikini juga menginspirasi beberapa sajak Chairil," kata Happy Salma di kompleks TIM, Jakarta Pusat.
"Dengan napak tilas ini tentunya kami ingin mengenang Chairil Anwar dan tunggu saja adaptasinya November nanti," katanya lagi.
Penulis naskah Hasan Aspahani yang turut hadir dalam diskusi mengungkapkan tak menyangka buku yang ditulisnya diadaptasi ke dalam bentuk teater.
"Ini keterlibatan pertama saya di teater dan ajakan Agus Noor serta Happy Salma saya sambut dengan bahagia. Akhirnya kami membaca ulang buku ini dan menulis naskah bersama Ahda Imran," tutur Hasan.
Setelah mengobrol bersama, tadinya ingin menggelar pementasan monolog.
"Tapi cerita bergulir jadi pertunjukan besar seperti ini," ungkap Hasan.
Pementasan 'Perempuan Perempuan Chairil' mengangkat cerita empat perempuan dalam hidup Chairil Anwar yang menginspirasinya berkarya. Disutradarai Agus Noor, pertunjukan diperankan oleh Reza Rahadian (Chairil Anwar), Marsha Timothy (Ida), Chelsea Islan (Sri Ajati), Tara Basro (Mirat), dan Sita Nursanti (Hapsah). (tia/wes)