Dalam waktu beberapa hari saja, buku-bukunya laris dibeli dan kembali cetak ulang. Jelang pengumuman Hadiah Nobel Sastra 2017 Kamis pekan ini (5/10), detikHOT akan membahas mengenai profil Ngugi wa Thiong'o.
Nama novelis ini kembali muncul tahun ini, berdampingan dengan Haruki Murakami, Margaret Atwood, dan lain-lain. Siapakah Ngungi wa Thiong'o?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 1962, sekelompok penulis tengah berdiskusi membentuk masa depan sastra Afrika di depan Universitas Makerere di Kampala, Uganda. Salah satunya adalah Ngungi muda yang menulis sebuah buku berjudul 'Weep Not Child'.
Novelnya diterbitkan dua tahun kemudian dan disebut sebagai pencerah bagi sastra Afrika. Ketika karyanya booming, bahkan Ngugi sempat menolak menerbitkan buku dalam bahasa Inggris di tahun 1977.
"Keberanian Ngugi adalah menulis dalam bahasa pertamanya Gikuyu, dan sempat menolak menulis dalam bahasa Inggris, padahal dia jelas sekali mampu," tulis seorang kritikus sastra.
Simak artikel berikutnya tentang Ngugi wa Thiong'o! (tia/doc)