Nasib Industri Buku Anak Masa Kini

Nasib Industri Buku Anak Masa Kini

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 22 Sep 2017 13:40 WIB
Nasib Industri Buku Anak Masa Kini Foto: Andi Sururi
Jakarta - Perkembangan industri buku anak terus menerus mengalami peningkatan. Di Tanah Air, buku anak digemari masyarakat umum dan paling banyak dibeli dibandingkan karya fiksi maupun non-fiksi lainnya.

Di ajang Big Bad Wolf Sale Jakarta dan Surabaya beberapa waktu lalu, hampir 70 % buku yang dijual hanya kategori anak-anak.

Buku anak menempati penjualan terbesar dari seluruh toko-toko buku ritel yang ada di Tanah Air. Menurut data Toko Buku Gramedia, dari 61 % penjualan, buku anak berada di posisi pertama dengan angka sebesar 39 %.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilanjutkan dengan buku religi dan spiritual yakni 13 %, buku pelajaran sekolah 13 %, buku fiksi hanya 12 %, serta kamus sebanyak 6 %. Padahal menurut data Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Indonesia memiliki sekitar 1.328 penerbit dan 109 penerbit yang tidak tergabung dalam keanggotaan.

Meski buku anak berada di posisi nomor satu industri penerbitkan, proses digitalisasi buku atau dalam bentuk e-book pun kian berkembang.

Di tengah maraknya proses digitalisasi, Mayumi Haryoto dan Aisha Habir muncul dengan platform baru. Toko buku anak-anak online pertama Tanah Air yang diberi nama 'Picture Books' atau PIBo resmi rilis pada Rabu (20/9) lalu.

Tak bermaksud menyaingi industri penerbitan kenamaan Indonesia, namun PIBo menambah semarak dunia literasi. Buku anak pula yang diusung PIBo sebagai fokus utama. Kali ini, detikHOT bakal mengusung tematik mengenai perkembangan industri buku anak serta nasib dari buku-buku anak masa kini.

Simak artikel berikutnya!


(tia/nu2)

Hide Ads