Director of Performing Art sekaligus pengajar Marlupi Dance Academy, Claresta Alim, mengatakan selama satu minggu dari 5-12 Agustus 2017, para penari mengikuti kelas dan berkompetisi.
"Dari pagi mereka ada kelas balet, dikasih pengajaran lalu tanding. Satu kategori kompetisi bisa 80 penari yang ikutan dan harus dipilih 14-18 orang," ujar Tata yang pernah mengenyam pendidikan di The Washington Ballet School saat jumpa pers di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (24/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penari membawakan variasi balet dari beberapa cerita, di antaranya adalah Silver Fairy, Princes Florine dari cerita Sleeping Beauty, Cupid dari Don Quixote, 3rd Shade fron La Bayadere, dan Le Corsaire.
Di ajang Asian Grandprix, murid-murid MDA yang berhasil meraih emas di kategori pre competitive 1 yaitu Freya Zaviera Narendrasetya, pre competitive 2 yaitu Ilona Jahja dan pre competitive 3 yaitu Rebecca Alexandria Hadibroto.
Serta medali perunggu untuk kategori pre competitive 2 yaitu Alexandria Charlotte Eleanore dan 2 penari memperoleh penghargaan Fonteyn atau ke-4 yaitu Efania Sumanadevi, dan Alya Fathiyyah Zulfa serta penghargaan sansha atau ke-5 yaitu Raissa Septi Azmi.
(tia/dal)