Anindya Kusuma Puteri kepada detikHOT di Sasonowiwoho, Menteng, Jakarta Pusat, mengatakan untuk barang merek seperti Louis Vuitton, Chanel dan lain-lain dirinya masih pikir-pikir. Meskipun sebagai perempuan, Anin termasuk penggemar dari brand-brand terkenal itu.
"Kalau aku, ngefans iya, cuma bukan konsumtif untuk tas-tas branded itu karena belum mampu," aku Anindya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin kalau sekelas Michael Kors bisa beli lah. Tapi kalau Louis Vuitton gitu-gitu masih mikir-mikir kayaknya lebih baik aku tabung buat beli apartemen atau mobil yang aku pakai sehari-hari. Tiap hari benar-benar aku pakai dari pada koleksi tas-tas kayak gitu," ujarnya.
Tapi, tidak menutul kemungkinan jika mampu dan butuh dia akan membeli salah satu dari tas mahal itu. Untuk pribadi, perempuan asal Semarang itu tidak pernah berpikir untuk berinvestasi melalui tas mahal.
Selain tas, Anindya Kusuma Putri pernah membeli sepatu bermerek saat berada di Amerika Serikat. Sepatu itu, dia beli dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri.
"Tapi pengen punya satu lah dari masing-masing merek ada kepinginan karena kita secara pribadi ngefans sama brand Louis Vuitton, Chanel, Bulgari," ungkapnya.
"Kalau yang benar-benar nabung, mungkin sepatu. Beli di Amerika, sepatu Karen Millen yang benar-benar pakai uang sendiri, sneaker-sneaker Adidas aku beli sendiri, aku suka banget," imbuh Anindya.
Sepatu Karren Millen yang dibelinya saat itu sekitar 500 USD sampai dengan 600 USD. Meaki tidak sampai puluhan juta, Anindya Kesuma Putri tetap bangga karena bisa beli dengan uang pribadi.
"Kalau perhiasan selama ini belum ada, paling aku lebih ke jam tangan, beli. Kalau hasrat beli, jam nggak sampai di atas Rp 10 juta. Belum mampu," ujar Anindya Kusuma Puteri. (pus/dar)