Film itu akan dibintangi oleh Ario Bayu sebagai Raden Mas Rangsang atau Suktan Agung sebagai Raja Mataram dan Puteri Indonesia 2015, Anindya Puteri Kesuma sebagai Ratu Batang atau Permaisuri Sultan Agung. Untuk sutradara, Hanung Bramantyo akan menjadi komando utama.
"Saya menginginkan melakukan suatu persembahan kepada bangsa dan negara dalam sebuah film yang saya anggap kolosal untuk mengingat dan memberi keteladanan pada generasi muda," ujar Moiryati Soedibyo dalam jumpa pers di Sasonowiwoho, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai sutradara, Hanung cukup kaget dengan keinginan Mooryati yang tidak memiliki latar belakang di dunia film. Terlebih di usianya yang sudah senja.
"Saya sangat kaget sosok ibu Mooryati bukan sebagai orang film dan membuat sebuah film. Bukan film horor atau apapun yang sama sekali nggak pernah disentuh oleh produser-produser Indonesia," puji Hanung Bramantyo.
Hanung juga menceritakan bagaimana Mooryati membuat konsep kostum. Itu dianggap suami Zaskia Adya Meca adalah cita-cita yang luar biasa.
Namun, untuk proses syuting belum bisa dipastikan Hanung kapan akan dilakukan. Itu dikarenakan ada beberapa kendala termasuk bangunan peninggalan tahun 1600-an.
Hanung juga harus mempersiapkan lokasi dimana bisa menampung pasukan gajah dan kuda.
"Kita masih melakukan persiapan yang cukup panjang karena ini tahun 1600 sisa-sisa bangunannya tidak ada. Tidak seperti film Soekarno yang masih ada bangunannya," kata Hanung.
"Saya lagi menginfentarisir yang paling mungkin kalau gajah di Lampung. Soal tempat, Yogya, Solo dan Jakarta. Lampung additional. Kemungkinan kita cari benteng yang seperti Batavia, di Makassar ada Benteng Rotterdam sama benteng di Ambon," jelas Hanung. (pus/kmb)