Garin Nugroho: Silat Bisa Jadi Sumber untuk Film Laga

Garin Nugroho: Silat Bisa Jadi Sumber untuk Film Laga

Bagus Kurniawan - detikHot
Selasa, 15 Agu 2017 17:16 WIB
Garin Nugroho Foto: Bagus Kurniawan/detikHOT
Jakarta - Sineas Garin Nugroho mengatakan dalam sejarah seni pertunjukkan hingga film, bela diri termasuk silat selalu hadir. Hal itu terlihat dari pertunjukkan tradisional hingga film-film asing seperti film Barat, Hongkong, India dan Indonesia yang mempunyai latar belakang bela diri atau silat. Oleh karena itu silat mempunyai potensi menjadi sumber untuk film laga.

"Semua ada aksi laganya. Tidak hanya film Hongkong, Amerika, di Indonesia juga ada," ungkap Garin dalam seminar bertema 'Silat Seni, Seni Silat' di Kampus Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta, Selasa (15/8/2017).

Menurut Garin di Indonesia dalam pertunjukkan tradisional di Indonesia seperti komedi stambul, tonil maupun ketoprak, atraksi silat selalu ada.
Dia kemudian mencontohkan pemain komedi stambul mulai jaman Belanda hingga kemerdekaan yang mempunyai keahlian beladiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Contohnya Tan Ceng Bok, dia itu ahli bermain anggar. Kemudian ada foto-foto pemain tonil yang bawa pedang," paparnya.

Menurut dia hal serupa juga terjadi di film Hongkong, Barat dan India. Dia mencontohkan beberapa aktor lagi seperti Bruce Lee, Ip Man yang merupakan guru Bruce Lee, Stephen Chow, Jet Lee dan lain-lain. Bedanya di film Hongkong setiap periode membawa karakter ketokohan laga baru dengan ramuan genre baru pula.

Demikian pula di India, semua aktor film mempunyai kemampuan seni tari dan bela diri. Dua kemampuan itu kemudian diramu menjadi satu dalam sebuah industri hiburan yang menarik sehingga tidak mengherankan kalau film India itu punya banyak penggemar.

"Hal itu yang selalu memberi daya hidup film laga sebagai industri hiburan. Namun, hal itu tidak terjadi dalam dunia perfilman Indonesia," katanya.

Menurutnya di masa sekarang yang merupakan era multikultur, berbagai aspek bercampur menjadi satu dalam bentuk pertunjukan, yakni seni pertunjukan lama dengan yang baru.

Garin Nugroho: Silat Bisa Jadi Sumber untuk Film LagaSuasana seminar bertema 'Silat Seni, Seni Silat' di Kampus Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta Foto: Bagus Kurniawan/detikHOT
Dia menambahkan mengenai sejarah sinema di Indonesia pada saat zaman Belanda dengan zaman Indonesia merdeka ada cara pandang berbeda. Pada zaman Belanda film Si Pitung dalam beberapa poster ada tambahan kata 'bandit'. Sebaliknya pada zaman kemerdekaan, film Si Pitung dengan aktor Dicky Zulkarnain merupakan tokoh seorang pejuang atau nasionalis.

Namun lanjut Garin, episode-episode film itu berhenti pada sosok orang atau bintang filmnya. Tidak ada upaya menggali ilmu silat atau guru silat dari Si Pitung misalnya untuk dibuat sebagai suatu cerita.


Menurutnya perkembangan film laga, khususnya silat dalam sejarah sinema di Indonesia ada kaitan erat dan ada kaitan dengan faktor kebangsaan atau nasionalisme.

"Sejarah film laga Indonesia bisa dibaca dari film-film mulai Si Pitung, Si Buta dari Goa Hantu, Pandji Tengkorak, hingga The Raid. Film The Raid. Kalau The Raid mengisahkan kondisi kekacauan saat reformasi. Hanya saja untuk seni silatnya sedikit sekali tapi bela diri yang lain," katanya.

Bagi Garin, berbagai seni silat yang ada di Indonesia baik silat Padang, silat Jawa akan bisa tumbuh dalam film-film laga di masa depan. Hanya saja masalahnya banyak pemain film yang tidak mempunyai latar belakang seni bela diri.

"Silat sebagai seni sekaligus bela diri itu telah ada sejak lama dan terus akan menjadi sumber beragam seni pertunjukan hingga film," pungkas Garin. (bgs/dar)

Hide Ads