Melibatkan balita (dan ia juga menjadi karakter utama) dalam produksi film bukanlah hal yang mudah. Dalam film 'Rafathar', putra Raffi Ahmad yang saat proses produksi film berlangsung masih berusia satu tahun menjadi pemeran utama.
Terinspirasi dari cerita film seperti 'Baby Day's Out' hingga 'Home Alone', Rafathar dikisahkan sebagai target penculikan anak namun misi penculikan ini menjadi momen merepotkan yang dialami sang penculik.
Sebab Rafathar nyatanya tak semudah itu diculik begitu saja meski ia masih berusia balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal ia diminta untuk menggarap film ini, ia pun memiliki antisipasi agar serangkaian masalah itu bisa terpecahkan yakni caranya dengan menggunakan teknologi motion capture. Bounty mengungkapkan, teknologi ini cukup membantu proses syuting yang dilakukan selama produksi.
"Kesulitanya gini jadi ada yang technical ada yang non technical kalau yang non technical sebenarnya itu lebih ke Rafatharnya gitu psikologi bukan sekedar fisik. Makanya, gue pakai mocap itu pun ditambah gue juga pakai body talent lagi buat Rafatharnya," ungkap Bounty Umbara saat berkunjung ke redaksi detikHOT baru-baru ini.
Ada tiga body talent balita yang secara fisik mirip dengan fisik Rafathar. Penampilan ketiganya setelah melakukan pengambilan gambar di kamera didigitalisasi kemudian dibuat ke dalam bentuk tiga dimensi menyerupai wajah Rafathar.
Meski menggunakan teknologi mocap, namun Bounty menambahkan visual dari teknologi ini tak mendominasi proses produksi yang dilakukan. Pengambilan gambar secara langsung dilakukan cukup banyak meski amat menantang.
"Kalau dalam persen, paling mocap itu cuma 20-30 persenlah. Sisanya proses syuting yang sebenarnya nggak hanya di studio aja," tutur Bounty.