Dari 3 Ribu Koleksi Seni Istana Kepresidenan, Hanya 48 Lukisan yang Terseleksi

Dari 3 Ribu Koleksi Seni Istana Kepresidenan, Hanya 48 Lukisan yang Terseleksi

Tia Agnes - detikHot
Senin, 31 Jul 2017 17:42 WIB
Koleksi seni Istana Kepresidenan Foto: Tia Agnes/detikHOT
Jakarta - Koleksi seni Istana Kepresidenan menjadi benda berharga yang nilainya tak terhitung. Dari lima Istana Kepresidenan yang memiliki 3.000 koleksi, hanya 48 lukisan yang berhasil lewat kurasi tim kurator pameran 'Senandung Ibu Pertiwi'.

Ke-48 lukisan yang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia (GNI) dikurasi oleh Asikin Hasan, Amir Sidharta, Mikke Susanto, dan Sally Texania. Usai jumpa pers di Ruang Serba Guna, GNI, Mikke Susanto mengatakan 3.000 koleksi yang ada di Istana Kepresidenan, sebagian besar adalah tema alam.

"Tema alam memang lebih dominan dibandingkan nasionalisme atau pergerakan kemerdekaan. Yang lain kan still life, dan juga potret figur banyak," tutur Mikke Susanto di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Senin (31/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koleksi seni Istana KepresidenanKoleksi seni Istana Kepresidenan Foto: Tia Agnes/detikHOT
Kurasi pameran sudah dimulai sejak tiga bulan lalu. Saat itu, lanjut Mikke, mulai diputuskan akan memilih dan menyajikan apa yang akan ditampilkan di hadapan publik.

"Dari 3.000-an karya, kami memutuskan harus memilih 30-40 karya dan akhirnya terpilihlah 48 karya dari 41 pelukis. Dan yang paling pas itu ya tentang alam dan Ibu Pertiwi," kata Mikke.


Tak hanya lukisan, pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan juga menampilkan arsip dan dokumentasi, lukisan karya Makovsky yang pernah dikonservasi tahun 2004. Tahun lalu hanya ada 28 lukisan dari 21 pelukis.

Koleksi seni Istana KepresidenanKoleksi seni Istana Kepresidenan Foto: Tia Agnes/detikHOT
Kali ini, karya-karya seniman yang berpartisipasi di antaranya adalah A.D Pirous, Abdullah Suriosubroto, Ahmad Sadali, Alimin Tamin, Barli Sasmitawinata, Carl Lodewijk Dake Jr, Cristiano Renato, Dullah, Ernest Dezentje, Fadjar Sidik, Frida Holleman, Henk Ngantung, Hendra Gunawan, Itji Tarmizi, Lee Man Fong, dan lain-lain. (tia/dar)

Hide Ads