"Minimal memberitahu, etika kita di bangsa intelektual etiknya ya begitu," kata Nyoman Nuarta ketika dihubungi detikHOT, beberapa waktu lalu.
Pengalaman patungnya dirobohkan, lanjut Nyoman Nuarta, bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, dua patung Nyoman pernah dirobohkan tanpa sebab. Dia pun mengetahui baru setelah patung-patung tersebut dibongkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah bosan ya silakan saja. Itu sah-sah (dirobohkan) saja. Ya sebagai intelektual harus ada etikanya," lanjut Nyoman Nuarta.
Menurut Nyoman Nuarta yang sudah berkecimpung di ranah seni patung sejak era 1970an, setiap manusia itu ada yang memang ditakdirkan untuk membangun dan menghancurkan. Di tangan manusia, lanjut Nyoman, kita bisa menghancurkan kemiskinan atau membuat kemiskinan.
"Nah sekarang kalau alam milik Tuhan, kita jadi yang baiknya menanam pohon bukan menebang pohonnya. Perkara ada yang suka dan tidak suka, tidak jadi soal. Yang penting saya akan menjalankannya. Silakan pilih," pungkas Nyoman Nuarta.
Sebelumnya Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, mengatakan tidak tahu kalau patung yang dirobohkan adalah karya Nyoman. Dia meminta maaf melakukannya dan patung akan direvitalisasi menjadi ruang terbuka hijau dengan Patung Marlin atau ikon dari Pangandaran.
"Kita akan bangun Patung Marlin atau bahasa Pangandarannya ikan jangilus. Kenapa ikan itu yang menjadi ikon, karena jangilus menunjukkan semangat daerah yang sedang membangun. Ikan itu agresif. Jadi bukan karena patung Pak Nyoman jelek, ini karena Pangandaran sudah punya ikon," beber bupati yang baru menjabat sekitar 1,5 tahun ini.